Advertisement
Keluarga Aa Jimmy Mengaku Bayar Rp14,5 Juta untuk Pulangkan Jenazah Korban Tsunami
Sejumlah relawan mengumpulkan jasad korban meninggal dunia akibat gelombang tsunami untuk dievakuasi ke rumah sakit di Pantai Sembolo, Carita, Pandeglang, Banten, ke Puskesmas Labuhan, Minggu (23/12/2018). - ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Advertisement
Harianjogja.com, SERANG - Viral tentang dugaan praktik pungutan liar (pungli) pengurusan jenazah korban tsunami di Rumah Sakit dr Drajat Prawiranegara Serang juga dialami kerabat Aa jimmy.
Keluarga ini harus mengeluarkan biaya Rp14,5 juta saat akan memulangkan ke rumah duka.
Advertisement
Sekertaris Jenderal (Sekjen) Wali Care, Andy Kristianto mengatakan, pada tanggal 25 Desember 2018 pihak Wali Care akan mengambil lima jenazah yakni, komedian Heriyanto alias Aa Jimmy, Hati Nur Illah (Istri Aa Jimmy), Naisya Rafani Aradhia (anak Aa Jimmy), Julia Resnania (manager Grup Jigo), Meyuza (istri Ade Jigo). Namun, saat ditanya apakah ada biaya, oknum pegawai rumah sakit mengatakan ada biayanya.
Dia meyampaikan, untuk biaya tiap jenazah dikenai biaya Rp2,3 juta untuk proses pemandian, pengkafanan, dan formalin. Sementara untuk jenazah yang menggunakan peti jenazah dikenai biaya Rp4,5 juta.
BACA JUGA
"Total uang yang kami keluarkan semuanya Rp14,5 juta. Ada kwitansinya juga," kata Andy saat dihubungi wartawan, Jumat (28/12/2018).
Sementara itu, satu orang anak Aa Jimmy yang ditemukan meninggal dunia keesokan harinya Radea Putri Anindita (anak Aa Jimmy) pihak rumah sakit menggratiskan seluruh biaya.
"Kami juga bingung, kemarin bayar tapi besoknya nggak bayar. Pada prinsipnya kami tidak ingin memperlama jenazah, jadi kami tidak berpikir gratis atau bayar," ujarnya.
Untuk kendaraan yang membawa jenazah kerumah duka pihak Wali Care mambawa kendaraan ambulans sendiri.
"Kebetulan Wali Band punya ambulans sendiri. Uang yang kami keluarkan tidak termasuk pembayaran ambulans. Kalau pakai mungkin lebih mahal," tandasnya.
Sebelumnya, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah membantah ada pungutan liar (pungli) dilakukan oleh oknum pegawai Rumah Sakit Drajat Prawiranegara (RSDP) terhadap keluarga korban tsunami Selat Sunda.
Tatu mengatakan, Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSDP Sri Nurhayati sudah membantah dugaan pungli yang beredar di media massa.
"Saya juga mengecek ke bagian keuangan rumah sakit, pungli itu tidak ada, tidak dilakukan manajemen RSDP," kata Tatu dalam keterangan tertulis usai mendatangi RSDP, di Serang, Kamis (27/12/2018).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
MBG DIY Libatkan Lumbung Mataramanan Bisa Jadi Contoh Nasional
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Libur Nataru, Puluhan Sopir Bus di Jombor Jalani Tes Urine
- Jelang Libur Nataru, Kunjungan Pantai Glagah Diprediksi Meroket
- Syarat Mutlak Bangun Gedung KDMP Gunungkidul: Lahan Clear and Clean
- Bonnie Blue Dilarang Masuk Indonesia 10 Tahun
- Letnan Jenderal Rusia Tewas dalam Ledakan Mobil di Moskow
- Libur Sekolah, Pantai Gunungkidul Dipadati Wisatawan
- Puncak Arus Mudik Nataru Terminal Jombor Diprediksi 24 Desember
Advertisement
Advertisement




