Advertisement
Bahan Kimia Berklorin Ditemukan dalam Serangan di Douma yang Menewaskan Puluhan Orang
Advertisement
Harianjogja.com, DEN HAAG-Laporan awal pengawas senjata kimia dunia mengatakan, pada Jumat, berbagai bahan kimia berklorin ditemukan di lokasi serangan di Douma, Suriah, pada April yang menewaskan puluhan warga dan memicu serangan udara Inggris, Prancis dan Amerika Serikat.
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengirim misi pencari fakta ke Douma pada pertengahan April, kira-kira seminggu setelah serangan 7 April di daerah kantong dekat Damaskus.
Advertisement
"Bersama dengan residu eksplosif, berbagai bahan kimia organik yang diklorinasi ditemukan dalam sampel dari dua lokasi," katanya, menunjukkan bahwa klorin mungkin telah digunakan sebagai senjata.
OPCW mengatakan bahwa timnya melanjutkan pekerjaannya untuk menetapkan signifikansi hasil.
"Organisasi harus bergerak cepat untuk menyelesaikan penyelidikannya dan menentukan apakah serangan senjata kimia berlangsung di Douma," demikian Human Rights Watch yang berbasis di New York dalam sebuah pernyataan.
"Sementara organisasi harus menerapkan otoritas baru untuk menentukan tanggung jawab penggunaan senjata kimia di Suriah," katanya.
Pekan lalu, negara-negara anggota OPCW memberikan suara untuk memberi badan tersebut kekuatan baru untuk menetapkan kesalahan atas serangan. Peran itu telah dilakukan di Suriah oleh misi bersama OPCW-Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi pembaruan mandatnya diveto oleh Rusia pada November.
OPCW telah mendokumentasikan penggunaan sistematis amunisi terlarang dalam perang sipil Suriah, termasuk racun syaraf sarin dan gas mostar sulfur. Badan tersebut tidak menetapkan siapa yang salah atas serangan tersebut.
Di Douma, para pengawas OPCW mengunjungi dua tempat di mana mereka mewawancarai para saksi dan mengambil sampel, yang dibagi di laboratorium mereka di Belanda dan diteruskan ke laboratorium nasional yang berafiliasi untuk diuji.
Dua sampel yang diambil dari tabung gas di tempat kejadian dinyatakan positif mengandung bahan kimia organik yang diklorinasi, kata laporan itu.
Washington dan pemerintah Barat lainnya menyalahkan pasukan pemerintah Suriah atas serangan di Douma.
Pemerintah Suriah menyangkal menggunakan senjata kimia selama perang sipil yang panjang di negara itu, tetapi penyelidikan bersama sebelumnya dari PBB dan OPCW menemukan bahwa pemerintah Suriah menggunakan racun syaraf sarin dalam serangan April 2017 dan juga beberapa kali menggunakan klorin sebagai senjata. Pihak tersebut menyalahkan militan ISIS atas untuk penggunaan gas mostar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- 4 Pelaku Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong Masih di Bawah Umur
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
- Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
Advertisement
Advertisement