Advertisement
Ada Game of Thrones dalam Penjatuhan Sanksi AS kepada Iran
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Senin, 5 November 2018, menjadi penanda dimulainya pemberlakuan sanksi ekonomi baru oleh AS untuk Iran. Presiden AS Donald Trump sempat menyebut sanksi baru ini adalah yang terkuat yang pernah diberikan AS.
"Sanksi untuk Iran ini sangat kuat. Terkuat yang pernah AS berikan. Kita akan lihat apa dampaknya bagi Iran. Saya bisa pastikan mereka akan kesulitan," kata Trump sebagaimana dilansir BBC, Senin (5/11/2018).
Advertisement
Perihal klaim tersebut, Trump tampak tidak main-main. Pada Sabtu (3/11/2018) waktu setempat, dia mengunggah sebuah poster di akun Twitter bertuliskan "Sanctions are coming, 5 November (Sanksi-sanksi segera datang, 5 November)" lengkap dengan foto dirinya.
Kalimat tersebut jelas terinspirasi dari moto keluarga Stark dalam serial televisi "Game of Thrones" (GoT) yang diadaptasi dari buku ciptaan George R.R. Martin. "Winter is coming" atau "musim dingin segera datang" adalah pernyataan karakter Ned Stark, pimpinan keluarga Stark, yang menggambarkan bahwa bahaya akan datang.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 2, 2018
Peringatan serupa berusaha disampaikan Trump ke Teheran. Cuitan ini pun mendapat respons dari The National Iranian American Council, organisasi nirlaba yang mempromosikan hubungan AS dan Iran.
"Donald Trump adalah White Walker, penebar rasa takut, penghasut perang, dan juara dalam mencari kesempatan untuk mendulang keuntungan politik," tulis akun @NIACouncil dengan membawa referensi GoT lainnya, para White Walker.
Sementara itu, Iran yang menjadi target peringatan tak tinggal diam. Mayor Jenderal Qasem Soleimani, komandan pasukan elit Al-Quds Iran, membalas poster Trump dengan unggahan ala GoT versinya sendiri.
"I will stand against you (Saya akan melawan Anda)," demikian pernyataannya yang diunggah di akun Instagramnya dengan foto sosoknya yang berdiri di tengah salju.
Meski kalimat tersebut bukan moto siapapun di serial GoT, Soleimani tampaknya ingin menunjukkan bahwa publik Iran tidak gentar menghadapi ancaman sanksi tersebut.
AS kembali menerapkan embargo minyak usai Trump memutuskan mengundurkan diri dari kesepakatan nuklir damai pada pertengahan tahun ini. Sektor perbankan juga menjadi target sanksi ekonomi baru ini, seiring upaya AS untuk menghentikan program nuklir yang masih dikembangkan Teheran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : kabar24.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Mantan Rektor UNY dan Bupati Gunungkidul Bersaing Dapatkan Dukungan Partai di Pilkada
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Letusan Gunung Ruang Berisiko Tsunami, Begini Kronologi Erupsinya
- Jokowi Siapkan Rancangan Kerja untuk Prabowo, Begini Detailnya
- MK Sudah Terima 33 Pengajuan Sahabat Pengadilan Kasus Sengketa Pilpres 2024, Ini Daftarnya
- Bawa Sabu-Sabu 5 Kg dan Ribuan Pil Ekstasi, Penumpang Pesawat Diamankan Petugas Bandara Soetta
- Posko THR Resmi Ditutup, Total Ada 1.539 Aduan selama Lebaran Tahun Ini
- Ini Dia 4 Aturan Baru Visa Umrah yang Diterbitkan Arab Saudi
- Polisi Sebut Pengemudi Fortuner Ugal-ugalan Buang Pelat Nomor TNI di Lembang
Advertisement
Advertisement