Advertisement
Kelompok Peretas Korea Utara Serang Bank Global, Hendak Curi US$1,1 Miliar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Kelompok peretas Korea Utara mencoba mencuri setidaknya US$1,1 miliar dalam serangkaian serangan terhadap bank-bank global selama empat tahun terakhir, menurut firma keamanan siber FireEye Inc.
Peretas, yang diidentifikasi oleh FireEye sebagai APT38, telah menyusupi lebih dari 16 organisasi di 11 negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan mencuri lebih dari US$100 juta.
Advertisement
Kelompok ini telah meretas server dengan keamanan ketat di bank-bank dan menghabiskan waktu menjelajahi jaringan mereka. Dalam laporannya pekan lalu, FireEye memperingatkan kepada para pejabat keamanan untuk waspada.
“Mereka memahami jaringan perbankan dengan cukup baik,” ujar Charles Carmakal, wakil presiden konsultasi di FireEye, dalam sebuah wawancara, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (9/10/2018). “Dan mereka mungkin memiliki pertimbangan geopolitik soal pemilihan waktu, lokasi serangan mereka.”
Serangan paling menonjol oleh APT38 adalah pencurian dana dari rekening bank sentral Bangladesh di Federal Reserve AS pada 2016. Dalam kasus itu, peretas menjadikan The Fed untuk mentransfer sekitar US$100 juta dengan mengirimkan permintaan transfer palsu. Dana sekitar US$40 juta mampu didapatkan kembali ketika peretasan itu ditemukan dan transfer berbalik sebelum dapat ditarik.
Pada Januari, bank dagang milik negara di Meksiko menggagalkan percobaan pencurian sebesar US$110 juta menggunakan metode serupa. Pada Mei, sebuah bank di Chile kehilangan US$10 juta. Kedua serangan ini dilakukan oleh APT38, ungkap FireEye dalam laporannya.
Sementara itu, para diplomat dan media resmi Korea Utara telah membantah bahwa negara itu memainkan peran apa pun dalam serangan di dunia maya.
Dalam serangan baru-baru ini, lanjut Carmakal, kelompok peretasan itu memusnahkan hard drive komputer untuk menghapus jejaknya. “Meski melanjutkan serangannya, APT38 belum menargetkan bank-bank Amerika di tengah pembicaraan perdamaian Korea Utara dengan AS,” katanya.
Bank-bank dan lembaga keuangan lainnya ditargetkan oleh penjahat siber tercanggih, yang tertarik dengan iming-iming uang besar, menurut FireEye dan kelompok lain.
Hal ini telah mendorong bank-bank untuk mengeluarkan uang lebih besar daripada industri lain demi melindungi diri mereka sendiri, dengan anggaran keamanan siber tahunan perusahaan-perusahaan AS mencapai US$1 miliar.
Perusahaan-perusahaan finansial menghadapi jumlah percobaan pelanggaran terbanyak dari alamat-alamat yang telah diblokir karena melakukan pelanggaran, menurut laporan yang ditetapkan untuk rilis pada hari Selasa oleh perusahaan keamanan siber eSentire.
“Itu menunjukkan pada operasi yang ditargetkan dan upaya gigih oleh peretas berkemampuan tinggi,” ujar Eldon Sprickerhoff, pendiri dan chief innovation officer eSentire.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Kabar24.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement