Advertisement

Tak Mampu Beli Miras Ethanol, Warga Minum Spirtus, 1 Tewas, 32 Dirawat

Newswire
Senin, 20 Agustus 2018 - 12:50 WIB
Bhekti Suryani
Tak Mampu Beli Miras Ethanol, Warga Minum Spirtus, 1 Tewas, 32 Dirawat Ilustrasi Miras (JIBI)

Advertisement

Harianjogja.com, SURABAYA- Puluhan warga dirawat di rumah sakit lantaran menenggak minuman ekras (miras oplosan). Satu di antaranya meninggal dunia.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya merawat 33 pasien korban keracunan minuman keras (Miras)dari Gresik dan Surabaya.

Advertisement

Wakil Direktur Pelayanan Medik RSID Dr Soetomo, dr Hendrian di Surabaya, Senin, mengatakan 32 pasien merupakan pemuda asal Menganti, Gresik, satu pasien asal Asemrowo Surabaya dan dari total 33 pasien ada satu pemuda asal Gresik meninggal pada Minggu (19/8/2018) dini hari.

"Korban meninggal akibat Miras karena dia menenggaknya dengan porsi yang lebih banyak dari lainnya atau keracunan berat disebut asidosis metabolik. Organnya keseluruhan mengalami kerusakan," ujarnya.

Lebih lanjut, dr Hendrian mengatakan, ada 29 pasien yang masih dirawat dan kesemuanya dalam keadaan stabil. Nantinya akan dilakukan observasi, jika semakin membaik, maka akan dipulangkan.

Sementara itu hingga saat ini masih ada satu pasien yang menjalani perawatan di ICU. Pasien tersebut telah menjalani cuci darah untuk menghilangkan racun dalam tubuh.

"Selain itu ada dua pasien di luar ICU yang mendapatkan pengamatan intensif. Ada juga satu pasien keracunan di mata mengalami penurunan penglihatan," katanya.

Hendrian menjelaskan mereka mengalami keracunan karena meminum Miras Vodka, Sprite dan methanol. Methanol itu dengan jenis spirtus. Dia menduga korban meminum spirtus karena tidak mampu membeli Miras jenis ethanol.

Dampak dari meminum methanol itu mulai dari muntah, nyeri kepala sampai kehilangan kesadaran. Mata lambat laun mengalami kebutaan dalam waktu yang cepat.

Hendrian menyayangkan kalau seluruh pasien akibat pesta Miras ini berusia produktif. Dia menyebut pemuda asal Gresik ini rentan usia 18-24 tahun. Begitu juga yang meninggal dunia yakni M. Fendi yang berusia masih 18 tahun.

"Kalau tidak segera sosialisasi kejadian ini akan berulang. Korban masih satu. Dibanding beberapa bulan lalu masih banyak bulan lalu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Masa Jabatan Lurah Diperpanjang, Apdesi Bantul: Harus Dioptimalkan Untuk Peningkatan Kinerja Lurah

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement