Advertisement

Bendungan di Laos Runtuh, Ratusan Orang Hilang, Beberapa Tewas

Newswire
Rabu, 25 Juli 2018 - 13:37 WIB
Kusnul Isti Qomah
Bendungan di Laos Runtuh, Ratusan Orang Hilang, Beberapa Tewas Warga naik ke atap karena banjir setelah bendunan di Laos runtuh./ABC Laos News - Handout via REUTERS

Advertisement

Harianjogja.com, BANGKOK-Bendungan pembangkit listrik tenaga air, yang sedang dibangun, di Laos selatan runtuh, mengakibatkan banjir bandang, yang menyapu rumah, kata media pemerintah pada Selasa. Akibat kejadian ini, ratusan orang hilang dan beberapa dikhawatirkan tewas.

Bencana itu menyebabkan lebih dari 6.600 orang kehilangan tempat tinggal, kata Kantor Berita Lao, yang menunjukkan gambar warga desa mengarungi banjir berlumpur dengan membawa barang. Yang lain naik perahu kayu reyot atau berdiri di atap rumah, yang terendam.

Advertisement

Pejabat membawa perahu untuk membantu mengungsikan orang di distrik San Sai di provinsi Attapeu, tempat bendungan Xepian-Xe Nam Noy itu berada, sementara permukaan air naik setelah bendungan itu runtuh, kata berita ABC Laos.

Perusahaan pembangun bendungan itu mengatakan hujan deras dan banjir menyebabkan keruntuhan tersebut dan mereka bekerja sama dengan pemerintah Laos untuk membantu menyelamatkan warga desa di dekat bendungan itu.

"Kami menggerakkan kelompok darurat dan berencana membantu mengungsikan serta menyelamatkan penduduk di desa dekat bendungan itu," kata juru bicara SK Engineering & Construction kepada Reuters melalui telepon.

Bendungan itu runtuh pada Senin pukul 20.00, melepaskan lima miliar meter kubik air, mengakibatkan beberapa ratus orang hilang dan rumah tersapu, kata Kantor Berita Lao, serta beberapa orang tewas.

Video ditayangkan oleh berita ABC Laos di Facebook-nya menunjukkan penduduk desa berhenti untuk menyaksikan air mengalir deras dari tepi sungai.

Perdana Menteri Thongloun Sisoulith menghentikan sidang pemerintah dan memimpin anggota kabinet memantau penyelamatan dan pertolongan di salah satu daerah terdampak, kata lembaga negara itu.

Negara Komunis Laos, salah satu yang termiskin di Asia dan negara paling rahasia, adalah wilayah tidak berpantai dan berupaya menjadi "baterai Asia" dengan menjual listrik kepada tetangganya melalui serangkaian bendungan pembangkit listrik.

Kelompok hak asasi selama bertahun-tahun mengemukakan kekhawatiran tentang nafsu Laos akan listrik tenaga air, termasuk kekhawatiran atas dampak bendungan terhadap Sungai Mekong, tumbuhan dan satwanya serta masyarakat pedesaan dan perekonomian setempat, yang bergantung padanya.

Bendungan runtuh itu diharapkan memulai kerja-niaganya pada 2019 dan mengekspor 90 persen listriknya ke Thailand di bawah Perjanjian Pembelian Listrik antara perusahaan listrik Xe-Pian-Xe Namnoy (PNPC) dan Badan Pembangkit Listrik Thailand (EGAT).

Sisa 10 persen daya itu akan dijual ke lokal jaringan setempat di bawah perjanjian PNPC dengan Electricite du Laos.

PNPC didirikan pada 2012 oleh SK Engineering & Construction Co., Ltd. (SK E&C), Korea Western Power Co., Ltd. (KOWEPO), Ratchaburi Electricity Generating Holding Pcl, penghasil terbesar listrik swasta Thailand, dan Lao Holding State Enterprise (LHSE).

Pernyataan perusahaan induk pembangkit listrik Ratchburi mengatakan bendungan itu, yang disebut Saddle Dam D, berukuran lebar delapan meter lebar, panjang 770 meter dan tinggi 16 meter.

Bendungan itu retak dan air bocor ke tempat rendah dan turun ke sungai Xe-Pian, yang berjarak sekitar lima kilometer dari bendungan tersebut, kata Kijja Sripatthangkura, kepala pejabat pelaksana perusahaan induk pembangkit listrik Ratchaburi.

International Rivers menyatakan kecelakaan itu menunjukkan ancaman besar terkait beberapa rancangan bendungan, yang tidak dapat mengatasi cuaca ekstrim.

"Kejadian akibat cuaca tidak terduga dan ekstrim menjadi lebih sering di Laos dan wilayah itu karena perubahan iklim," kata International Rivers kepada Reuters melalui surat elektronika.

"Itu juga menunjukkan ketidak-memadaian pranata peringatan untuk pembangunan dan pengelolaan bendungan. Peringatan itu tampaknya datang sangat terlambat dan tidak berdaya dalam memastikan orang mengetahui sejak awal untuk memastikan keselamatan mereka dan keluarganya," kata kelompok tersebut.

*Sumber foto-foto: REUTERS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara/REUTERS

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement