Advertisement

Di Dalam Penjara, Napi Teroris Masih Sempat Merakit Bom

Adib Muttaqin Asfar
Kamis, 10 Mei 2018 - 11:25 WIB
Nina Atmasari
Di Dalam Penjara, Napi Teroris Masih Sempat Merakit Bom Polisi melakukan pengamanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok pasca-bentrok antara petugas dengan tahanan di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5 - 2018). (Antara / Akbar Nugroho Gumay)

Advertisement

Harianjogja.com, DEPOK --Operasi penanggulangan penyanderaan yang dilakukan narapidana teroris di Rumah Tahanan Cabang Salemba (sebelumnya disebut Mako Brimob) Kelapa Dua Depok Jawa Barat selesai, Kamis (10/5/2018).

Proses penanggulangan dan penindakan terhadap para narapidana/tahanan terorisme yang terlibat kerusuhan dan penyanderaan diwarnai suara letusan dan tembakan. Suara letusan ini muncul dari proses sterilisasi karena para teroris tersebut sempat menyita puluhan pucuk senjata api dan bom-bom yang dirakit oleh para tahanan/napi selama 40 jam penyanderaan.

Advertisement

Perebutan senjata dan bom inilah yang membuat aksi para napi/tahanan terorisme tersebut menjadi semakin berisiko. Selain jumlah mereka yang mencapai 155 orang, mereka merebut puluhan pucuk senjata api dan bom rakitan saat berupaya menguasai rutan sejak kerusuhan berlangsung. Namun, Menkopolhukam Wiranto menyebutkan senjata-senjata yang direbut tersebut bukan senjata organik milik aparat, melainkan hasil sitaan dari berbagai operasi Densus 88.

"Sebelum fajar mereka mengatakan menyerah tanpa syarat, dan kita minta satu persatu mereka keluar dari lokasi. Dan seperti kita ketahui, 145 dari 155 keluar satu persatu menyerah tanpa syarat, senjata ditinggalkan. Padahal mereka merebut senjata 30 pucuk, bukan senjata organik, tapi senjata sitaan dari berbagai operasi sebelumnya," kata Wiranto dalam konferensi pers di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5/2018) pagi yang disiarkan live oleh Kompas TV.

Hal itu juga ditegaskan oleh Wakapolri Komjen Pol Syafruddin dalam update informasi terakhirnya di Mako Brimob. Menurut Syafruddin, ledakan itu merupakan proses sterilisasi kawasan yang kembali dikendalikan oleh aparat. Pasalnya, selama 40 jam penyanderaan, para napi/tahanan sempat melakukan perakitan bom di dalam rutan.

"Selama 40 jam melakukan penyaderaan dan melakukan perakitan bom, dan yang tadi diledakkan adalah sisa-sisa bom itu," kata dia.

Komandan Korps Brimob, Irjen Pol Rudy Sufahriadi, yang memimpin operasi penindakan itu juga menyatakan hal yang sama. Bom-bom yang direbut oleh para napi/tahanan teroris tersebut juga merupakan barang sitaan dari berbagai operasi yang dilakukan aparat Densus 88. Namun karena kerusuhan ini, bom-bom itu direbut kembali oleh mereka dan dirakit kembali.

"Saya melakukan penindakan, suara ledkan untuk menghancurkan tembok, yang patut diduga ada banyak bom di sana. Itu barang bukti yang belum sempat digudangkan, itu yang mereka rebut lagi, mereka pakai. ada cukup banyak, ada banyak yang kita ledakkan," kata Rudy.

Namun Rudy memastikan tidak ada satupun tahanan/napi yang terluka dalam operasi penindakan yang dilakukan oleh Brimob tersebut. Menurut Syafruddin, seluruh tahanan/napi dan sandera bisa dievakuasi tanpa ada korban jiwa.

"Ini dengan kecermatan seluruh tim yang terlibat dalam penanggulangan ini, sehingga menjadi pelajaran bagi kita semua dan anak bangsa, untuk melihat secara objektif. Polisi tulus ikhlas, 5 orang gugur, 4 mengakami cidera dan trauma. Sekali lagi, mari kita jadikan ini pelajaran. Polri sudah mempersembahkan yang terbaik untuk anak bangsa," tutup Syafruddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement