Advertisement

Praktik Bedah Otak Kemungkinan Sudah Dilakukan Manusia 5.000 Tahun Lalu pada Sapi

Newswire
Sabtu, 21 April 2018 - 06:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Praktik Bedah Otak Kemungkinan Sudah Dilakukan Manusia 5.000 Tahun Lalu pada Sapi Gambaran tengkorak sapi dan lubang di atasnya. - Ist/Fernando Ramirez Rozzi via Live Science

Advertisement

Harianjogja.com, PRANCIS-Sekitar 5.000 tahun lalu, manusia menggunakan perangkat batu kasar untuk membuat lubang dalam kepala seekor sapi. Menjadikannya contoh operasi tengkorak paling awal yang diketahui pada hewan.

Tidak diketahui apakah sapi tersebut (Bos taurus) hidup atau mati ketika operasi dilakukan. Namun, jika sapi itu hidup, sapi itu tidak akan bertahan hidup dalam waktu lama karena tidak ada tanda-tanda kesembuhan dari tengkorak itu. Hal itu diunggapkan para peneliti dalam hasil penelitian yang baru.

Advertisement

Meski demikian, tujuan dari operasi itu tetap menjadi misteri. Pimpinan peneliti Fernando Ramirez Rozzi mengatakan, jika operasi yang disebut trepanasi (tipe primitif dari bedah otak) dimaksudkan untuk menyelamatkan sapi, hal ini menjadi bukti tertua dari operasi hewan. Ramirez Rozzi merupakan direktur penelitian spesialis evolusi manusia di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis di Toulouse.

Dimungkinkan pula manusia Neolitik menggunakan sapi untuk mempraktikan trepanasi.

"Untuk menyempurnakan teknik sebelum diterapkan pada manusia," ujar Ramirez Rozzi dan rekan peneliti dalam studi itu Alain Froment, seorang antropolog biologi di Museum of Man, sebuah museum antropologi di Paris, seperti dilansir dari Live Science, Jumat (20/4/2018).

Para peneliti menggali tengkorak sapi kuno dalam penggalian yang berlangsung pada 1975 hingga 1985 di situs Neolitik Champ-Durand di Vendee, sebuah wilayah di pesisir Atlantik sebelah barat Prancis. Sebuah alanisis menunjukkan tengkorak sapi berasal dari masa antara 3400 SM dan 3000 SM dan sapi itu jelas-jelas sapi dewasa.

Ketika para arkeolog masa lalu pertama kali melihat pada tengkorak utuh, mereka mengira sapi lain yang menyebabkan lubang itu. Namun, lubang yang berukuran 6,4x4,6 cm itu sangat khas. Oleh karena itu, salah satu peneliti terdahulu meminta Ramirez Rozzi dan Froment untuk melihat ulang pada 2012.

"Waktu itu, kami melihat, dan sangat cepat, kami melihat itu merupakan trepanasi pada tengkorak sapi. Itu sama sekali bukan luka karena tanduk," ujar Ramirez Rozzi pada Live Science, Kamis (19/4/2018).

Jika binatang lain menanduk sapi itu, hantaman kasar akan menghasilkan patah atau serpihan di sekitar luka. "Dan, tidak ada bukti akan fraktur semacam itu baik di dalam maupun luar. Bisa dilihat."

Ramirez Rozzi mengatakan, lubang itu juga tidak tampak seperti disebabkan infeksi penyakit seperti sifilis atau tuberkulosis.

Ketika menggunakan mikroskop pemindaian elektron, para peneliti melihat tanda potongan di sekitar lubang di kepala sapi. Di mana tanda itu tampak mirip dengan goresan yang terlihat pada tengkorak pasien trepanasi manusia.

Bukti paling awal akan trepanasi di tengkorak manusia terjadi pada masa Mesolitik, yang terjadi pada sekitar 8000 SM hingga 2700 SM. Para arkeolog memiliki beberapa ide tentang alasan orang menggores atau membuat lubang pada tengkorak. Mungkin saja, teknik itu digunakan untuk mengatasi kondisi kesehatan seperti epilepsi atau bagian dari sebuah ritual.

Dalam kasus sapi ini, tidak jelas kenapa manusia Neolitik akan melakukan upaya lebih untuk menyelamatkan sapi dengan beberapa gangguan medis. Lebih mungkin bahwa orang-orang kuno ini menggunakan tengkorak sapi untuk latihan trepanasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Live Science

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 02:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement