Advertisement

Pakar Lintas Negara Dihadirkan Bahas Makan Siang Gratis di Sekolah

Sunartono
Minggu, 29 September 2024 - 17:07 WIB
Sunartono
Pakar Lintas Negara Dihadirkan Bahas Makan Siang Gratis di Sekolah Sejumlah pakar lintas negara membahas program makan siang gratis di sekolah dalam konferensi internasional bertajuk Program Makan Siang di Sekolah di Asia Tenggara: Praktik Terbaik dan Pembelajaran di Kampus UAD. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah pakar lintas negara membahas program makan siang gratis di sekolah dalam konferensi internasional bertajuk Program Makan Siang di Sekolah di Asia Tenggara: Praktik Terbaik dan Pembelajaran di Kampus UAD, Kamis (26/9/2024). Kegiatan ini untuk mendapatkan perspektif dari negara lain yang sudah menerapkan program makan siang di sekolah.

Pakar Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD Dyah Suryani menjelaskan pertemuan itu menghadirkan pakar dari Kamboja, Singapura dan Filipina yang sudah menerapkan program makan siang di sekolah. Khususnya pada upaya makan siang gratis untuk mencegah terjadinya stunting.

Advertisement

BACA JUGA : Mulai Bulan Depan, 500 Anak SD dan TK Sekitar UMY Jadi Sasaran Uji Coba Makan Siang Gratis

"Pakar dari negara lain ini memberikan pengalaman kegiatan kebijakan makan siang gratis di negaranya. Sehingga dengan narasumber itu bisa menggunakan referensi bagaimana pelaksanaan dan kendala serta cara mengatasinya," katanya.

Ia meyakini semua negara pasti memiliki kendala ketika menjalankan program tersebut. Oleh karena itu bisa dijadikan sebagai referensi sehingga Indonesia ke depan bisa mempersiapkan antisipasi ketika terjadi persoalan. "Sehingga bisa menyiapkan apa yang perlu dilakukan ketika ada kendala tersebut," ujarnya.

Salah satu persoalan yang dikhawatirkan ketika program ini berjalan adalah kasus keracunan yang beberapa kali menimpa sekolah. Sehingga program makan siang gartsi ini ke depan tidak hanya dijalankan dengan gizi seimbang namun juga harus bebas dari kontaminasi mikrobiologi yang menjadi penyebab keracunan.

"Persoalan keracunan itu harus jadi perhatian utama, dengan angka Rp15 ribu, mungkin kalau dari sisi menu masih bisa. Tetapi belum SDM ada gaji dan lain-lain, mungkin akan sangat mepet. Mereka akan ambil, dipotong membiayai mereka, khawatir dengan dana terbatas mereka mengesampingkan kualitas," katanya.

Mary Chong dari National University of Singapore menyatakan di negaranya sudah menerapkan penggunaan teknologi dalam manajemen program Makanan Sehat di Sekolah. Program ini sudah dimulai pada tahun 2011 untuk meningkatkan kualitas makanan dan camilan yang diberikan kepada anak-anak sekolah dan terus berkembang selama bertahun-tahun.

BACA JUGA : Makan Bergizi Gratis Diuji Coba di Kulonprogo, 3 SD Swasta Jadi Percontohan

"Kami menggunakan sistem pembayaran non-tunai untuk pembayaran makanan dan analisis data untuk memantau keberhasilan program serta meningkatkan efisiensi. Ini memastikan bahwa sumber daya kami diarahkan ke tempat yang paling dibutuhkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dapat Hibah Pabrik Es Portabel, Pemkab Gunungkidul Masih Perlu Pastikan Suplai Listrik & Air

Gunungkidul
| Minggu, 29 September 2024, 19:47 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement