Advertisement
Pakar Lintas Negara Dihadirkan Bahas Makan Siang Gratis di Sekolah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah pakar lintas negara membahas program makan siang gratis di sekolah dalam konferensi internasional bertajuk Program Makan Siang di Sekolah di Asia Tenggara: Praktik Terbaik dan Pembelajaran di Kampus UAD, Kamis (26/9/2024). Kegiatan ini untuk mendapatkan perspektif dari negara lain yang sudah menerapkan program makan siang di sekolah.
Pakar Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD Dyah Suryani menjelaskan pertemuan itu menghadirkan pakar dari Kamboja, Singapura dan Filipina yang sudah menerapkan program makan siang di sekolah. Khususnya pada upaya makan siang gratis untuk mencegah terjadinya stunting.
Advertisement
"Pakar dari negara lain ini memberikan pengalaman kegiatan kebijakan makan siang gratis di negaranya. Sehingga dengan narasumber itu bisa menggunakan referensi bagaimana pelaksanaan dan kendala serta cara mengatasinya," katanya.
Ia meyakini semua negara pasti memiliki kendala ketika menjalankan program tersebut. Oleh karena itu bisa dijadikan sebagai referensi sehingga Indonesia ke depan bisa mempersiapkan antisipasi ketika terjadi persoalan. "Sehingga bisa menyiapkan apa yang perlu dilakukan ketika ada kendala tersebut," ujarnya.
Salah satu persoalan yang dikhawatirkan ketika program ini berjalan adalah kasus keracunan yang beberapa kali menimpa sekolah. Sehingga program makan siang gartsi ini ke depan tidak hanya dijalankan dengan gizi seimbang namun juga harus bebas dari kontaminasi mikrobiologi yang menjadi penyebab keracunan.
"Persoalan keracunan itu harus jadi perhatian utama, dengan angka Rp15 ribu, mungkin kalau dari sisi menu masih bisa. Tetapi belum SDM ada gaji dan lain-lain, mungkin akan sangat mepet. Mereka akan ambil, dipotong membiayai mereka, khawatir dengan dana terbatas mereka mengesampingkan kualitas," katanya.
Mary Chong dari National University of Singapore menyatakan di negaranya sudah menerapkan penggunaan teknologi dalam manajemen program Makanan Sehat di Sekolah. Program ini sudah dimulai pada tahun 2011 untuk meningkatkan kualitas makanan dan camilan yang diberikan kepada anak-anak sekolah dan terus berkembang selama bertahun-tahun.
BACA JUGA : Makan Bergizi Gratis Diuji Coba di Kulonprogo, 3 SD Swasta Jadi Percontohan
"Kami menggunakan sistem pembayaran non-tunai untuk pembayaran makanan dan analisis data untuk memantau keberhasilan program serta meningkatkan efisiensi. Ini memastikan bahwa sumber daya kami diarahkan ke tempat yang paling dibutuhkan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- AS Keluarkan Travel Warning ke Lebanon dan Meminta Warganya Keluar dari Beirut
- Wakil Ketua KPK Dilaporkan ke Dewan Pengawas, Jubir Pastikan Akan Ada Tindak Lanjut
- Festival Jivitputrika di India, 37 Anak Tewas Tenggelam di Sungai
- Wacana TNI akan Membentuk Satuan Antariksa, Ini Tanggapan Pakar Pertahanan
- KPK Panggil Ketua DPRD Semarang Jadi Saksi Korupsi Pemkot
Advertisement
Dapat Hibah Pabrik Es Portabel, Pemkab Gunungkidul Masih Perlu Pastikan Suplai Listrik & Air
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Dikabarkan Wafat Akibat Serangan Udara Israel
- BNPB: 12 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor Tambang Ilegal Solok
- KA Gajayana Tabrak Mobil Pikap di Nganjuk, Sejumlah Jadwal Perjalanan Kereta Alami Gangguan
- Owa Jawa Terancam Punah, Tim Ekspedisi Lakukan Pendataan
- Survei Poltracking: Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi Capai 86,5 Persen
- Kemenperin Terbitkan Platform JIS dan Polimer untuk Percepatan Layanan Industri
- Hasan Nasallah Tewas Dibunuh Israel, Hashem Safieddine Disebut-sebut Menggantikan Posisi Pimpinan Hizbullah
Advertisement
Advertisement