Advertisement
WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Beredar kabar Israel menggunakan kecerdasan buatan (AI) kontroversial bernama Lavender dan mengaitkannya dengan Whastapp untuk mengunduh data yang digunakan sebagai acuan menargetkan rumah warga sipil Palestina di Gaza untuk diserang.
Berdasarkan laporan Arab News, Rabu (24/42024) diketahui bahwa jurnalis Yuval Abraham mengungkapkan penggunaan sistem AI oleh tentara Israel yang mampu mengidentifikasi target yang terkait dengan Hamas.
Advertisement
Pengungkapan ini yang didukung oleh enam petugas intelijen Israel yang terlibat dalam proyek tersebut, telah memicu kemarahan internasional karena menyatakan bahwa Lavender telah digunakan oleh militer untuk menargetkan dan melenyapkan seseorang yang dianggap sebagai tersangka dan sering kali mengakibatkan korban sipil.
BACA JUGA: Pembangunan TPS Sementara Gadingsari di Bantul Jalan Terus, Lahan Masih Dibersihkan
Adapun, insinyur perangkat lunak dan aktivis Paul Biggar juga menyoroti ketergantungan Lavender pada WhatsApp. Dia menunjukan bahwa keanggotaan dalam group WhatsApp yang berisi tersangka militan dapat mempengaruhi proses identifikasi Lavender.
“Detail yang sedikit dibahas dalam artikel Lavender AI adalah bahwa Israel membunuh orang karena berada di grup WhatsApp yang sama dengan tersangka militan,” jelasnya, di mana pengguna sering kali berada dalam kelompok dengan orang asing atau saling berkenalan.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa perusahaan induk WhatsApp yakni Meta mungkin terlibat baik secara sadar ataupun tidak sadar dalam operasi tersebut.
Dia menuduh Meta berpotensi melanggar hukum humaniter internasional dan komitmennya terhadap hak asasi manusia, sehingga menimbulkan pernyataan tentang klaim privasi dan enkripsi layanan pesan WhatsApp.
Pengungkapan ini terbaru dari upaya Meta yang dianggap sebagai usaha untuk membungkam suara pro-palestina. Sejak sebelum konflik dimulai, Meta telah menghadapi tuduhan memiliki standar ganda yang menguntungkan Israel.
Pada laporan Februari 2024, diketahui bahwa Guardian melaporkan bahwa Meta sedang mempertimbangkan untuk memperluas kebijakan ujaran kebencian ke istilah “Zionis”.
Baru-baru ini, Meta diam-diam juga memperkenalkan fitur baru di Instagram yang secara otomatis membatasi paparan pengguna terhadap konten yang dianggapnya politis. Keputusan ini dikritik oleh para ahli sebagai cara untuk menyensor konten pro-Palestina secara sistematis.
Juru bicara WhatsApp juga mengatakan bahwa perusahaan tidak dapat memverifikasi keakuratan laporan tersebut.
“WhatsApp tidak memiliki pintu belakang dan tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun,” terangnya. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BMKG: Hari Ini Sebagian Besar Wilayah Indonesia Cerah!
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Kementerian PPPA: Jika Depresi Segera Cari Bantuan Profesional
- Menlu Retno Soroti Kesenjangan Pembangunan Negara Anggota OKI
- Aparat Indonesia Tangkap 2 Kapal Vietnam saat Curi Ikan di Perairan Natuna
- Terdampak Erupsi Gunung Raung, Bandara Samratulangi Mulai Beroperasi Normal
- Jokowi Bersepeda di Jalan Sudirman-Thamrin Minggu Pagi
- Basarnas Kerahkan 5 Unit Tim SAR Cari Korban Hilang Akibat Banjir Luwu
Advertisement
Advertisement