Advertisement

Risma Ajak Para Tunawisma Tinggal di Rusun Kemensos

Newswire
Sabtu, 20 Januari 2024 - 09:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Risma Ajak Para Tunawisma Tinggal di Rusun Kemensos Ilustrasi Rusun Kemensos.ist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Para tunawisma diajak berdialog agar mereka mau tinggal di rumah susun (rusun) milik Kementerian Sosial.

Menteri Sosial Tri Rismaharini menanyai satu per satu masalah dan keinginan para tunawisma yang kebanyakan adalah pemulung.

Advertisement

Menurutnya, ada beberapa opsi yang ditawarkan, di antaranya adalah mendapatkan pelatihan kewirausahaan di sentra Kemensos, pulang ke kampung halaman, atau tinggal di rusun milik Kemensos.

BACA JUGA: Begini Cara Mitigasi Dampak Siklon Tropis Anggrek Menurut Pakar Iklim UGM

Mensos menekankan, yang bisa tinggal di rusun hanya mereka yang memiliki KTP DKI Jakarta dan sudah berkeluarga. “Rusun untuk keluarga. Kalau nanti sekolah anak-anak jauh, kami bisa bantu pindah sekolah,” kata Mensos dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (20/1/2024)

Dari para tunawisma yang ditemuinya di jalan layang Kampung Melayu, Jakarta Timur, 21 orang yang diasesmen, mengaku tak sampai sebagian yang memiliki kartu identitas.

Mensos menawarkan kembali ke kampung halaman dan berwirausaha, dan akan dipantau perkembangan usahanya oleh Sentra Kemensos terdekat. Dikatakan Mensos, sukses tak selalu harus di Jakarta, di kampung juga bisa sukses.

“Kami siap antar bagi bapak ibu yang mau kembali ke kampung,” ujar Mensos.

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jogja dan Sekitarnya, BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat, Petir dan Angin

Respons yang didapat pun beragam. Ada yang langsung setuju kembali, ada yang masih ingin di Jakarta dan tidak mau kembali.

Untuk itu, Mensos menawarkan untuk tinggal dan mendapatkan pelatihan di Sentra Kemensos di Jakarta, terutama bagi yang sudah lansia.

“Tua harus ada tabungan. Kalau di sentra semua ditanggung. Misalnya kalau sakit, KTP gak ada, gimana caranya mau berobat,” kata Mensos.

Salah satu tunawisma asal Surabaya, Ubay (83), mengaku akan mengikuti saran dari Mensos.

Ia telah tinggal di Jakarta sejak kecil, namun beberapa tahun belakangan ini ia hidup menggelandang dan tidur di taman.

Sehari-hari, ia bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan Rp35.000 – Rp50.000 per hari. Kakek yang akrab disapa Pak Uban ini berharap bisa kembali ke Surabaya.

“Saya ingin kembali. Ingat alamatnya (rumah di Surabaya), tapi lupa nomor rumahnya,” katanya kepada Mensos.

Mensos langsung menghubungi koleganya di Surabaya untuk membantu menemukan keluarga Ubay. Harapannya Ubay bisa kembali ke Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tanpa Notaris! Ini Cara Mengurus Sertifikat Tanah Hilang atau Rusak

Jogja
| Selasa, 08 Oktober 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Staycation di Hotel Masih Ngetren, Simak Tipsnya

Wisata
| Kamis, 03 Oktober 2024, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement