Advertisement

Sedih, Menkes Sebut Banyak Pasien TBC Meninggal sebelum Pengobatan

Newswire
Sabtu, 11 November 2023 - 22:37 WIB
Mediani Dyah Natalia
Sedih, Menkes Sebut Banyak Pasien TBC Meninggal sebelum Pengobatan Skrining TBC / Ilustrasi Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai tuberkulosis (TBC) sehingga pasien meninggal dunia sebelum pengobatan.

"Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang TBC sehingga banyak yang sudah bergejala, tetapi belum mengakses layanan untuk pemeriksaan sehingga TBC semakin parah atau resistan, bahkan sampai meninggal sebelum memulai pengobatan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Jumat (10/11/2023).

Advertisement

Baca Juga: Kasus TBC di Jogja 2023 Diprediksi Melebihi Tahun Lalu

Dia mengatakan banyak masyarakat yang sudah diagnosis TBC, namun tidak mengakses pengobatan karena alasan sosial, ekonomi, stigma serta kurangnya dukungan keluarga atau komunitas di saat pasien menjalani pengobatan.

Ia juga mengatakan belum seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta yang terlibat dalam program penanggulangan TBC.

"Banyak juga orang yang sudah didiagnosis TBC, tetapi tidak mengakses pengobatan karena berbagai alasan seperti masalah sosio-ekonomi, stigma, kurang maksimalnya komunikasi, informasi dan edukasi serta kurangnya dukungan keluarga atau komunitas di saat pasien menjalani pengobatan," ujarnya.

Baca Juga: Skrining dan Stigma Masih Jadi Kendala Eliminasi TBC

Untuk menekan kasus TBC di Tanah Air, Kemenkes, mendorong dengan memberikan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat di berbagai tatanan seperti sekolah, lingkungan permukiman dan tempat kerja.

PHBS yang dimaksud seperti tidak merokok, melakukan aktivitas fisik, makan makanan sehat dan bergizi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, cuci tangan dengan sabun dan pengelolaan stres.

Baca Juga: TBC Bukan Kutukan, Dinkes DIY Ajak Penderita Periksa

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis 7 November 2023 masih menempatkan Indonesia pada urutan dua teratas kasus Tuberkulosis (TBC) di dunia.

Data di Global TB report pada 7 November 2023 menunjukkan urutan persentase jumlah kasus di dunia yaitu India (27 persen), Indonesia (10 persen), China (7,1 persen), Filipina (7,0 persen), Pakistan (5,7 persen), Nigeria (4,5 persen), Bangladesh (3,6 persen), dan Republik Demokratik Kongo (3,0 persen).

Laporan itu menginformasikan kasus TBC terus meningkat dari 10 juta orang di 2020 menjadi 10,3 juta orang pada 2021 dan kembali naik menjadi 10,6 juta orang pada 2022.

Sementara itu, berdasarkan data Kemenkes RI total kasus TBC tahun 2023 sebanyak 658.543 kasus per 3 November 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hindari Sepeda Motor, Karimun Sruduk Jazz Parkir di Pinggir Ringroad Selatan

Bantul
| Sabtu, 04 Mei 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement