Advertisement
Rusia Berang AS Kirim Bantuan Senjata Uranium ke Ukraina
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Rusia marah dengan manuver Amerika Serikat (AS) yang akan mengirim senjata uranium ke Ukraina. Kremlin bahkan menjuluki Washington telah melakukan tindakan kriminal.
Dilansir dari Livemint, keputusan AS untuk memasok senjata uranium ke Ukraina tidak hanya membuat marah Rusia tetapi juga meningkatkan kekhawatiran mengenai dampak keselamatan dan lingkungan di wilayah tersebut.
Advertisement
Seperti diketahui, Pentagon, departemen pertahanan AS, mengumumkan paket bantuan keamanan baru senilai hingga $175 juta untuk Ukraina.
Paket ini mencakup amunisi depleted uranium yang khusus ditujukan untuk tank Abrams AS. Depleted uranium adalah bahan padat yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari pengayaan uranium.
Ini digunakan dalam amunisi karena kepadatannya memungkinkan peluru menembus baju besi tebal dengan mudah.
Namun, ada risiko kesehatan yang signifikan terkait dengan debu yang dihasilkan ketika amunisi uranium yang sudah habis digunakan, termasuk potensi kanker dan cacat lahir.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengecam keras keputusan AS tersebut dan menyebutnya sebagai “tindakan kriminal.”
Dia menyatakan keprihatinan mendalam atas pengabaian pemerintah AS terhadap dampak lingkungan dari penggunaan amunisi tersebut di zona pertempuran.
Berbicara di sebuah seminar keamanan, Ryabkov juga menyuarakan kekhawatiran sebelumnya tentang risiko perang nuklir akibat “tekanan” Barat terhadap Moskow.
Dia memeringatkan bahwa rencana ini dapat membuat situasi menjadi semakin dekat dengan konflik bersenjata antara negara-negara yang memiliki senjata nuklir.
Rusia telah lama menuduh negara-negara Barat menggunakan Ukraina sebagai medan perang proksi untuk melemahkan Moskow secara strategis.
Di sisi lain, Amerika Serikat dan sekutunya berpendapat bahwa dukungan mereka terhadap Ukraina ditujukan untuk membantu negara tersebut mempertahankan diri dari invasi Rusia dan memulihkan wilayah yang direbut Moskow selama konflik yang telah berlangsung selama 18 bulan.
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PDIP Berharap Pertemuan Megawati dan Prabowo Sebelum Kongres
- Pengamat UGM Nilai Gencatan Senjata Hamas dan Israel Hanya Wacana Joe Biden di Akhir Jabatannya
- Korban Hilang dari Kebakaran Glodok Plaza Jadi Sebelas Orang
- Presiden Minta Warga Menantikan Hasil Kerja Kabinet Merah Putih
- Usulan Gubernur Jawa Timur Soal APBD Bantu Program MBG Disambut Baik Bapanas
Advertisement
Tinjau MBG di Sleman, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Sebut Anak-Anak Sudah Mulai Terbiasa Makan Sehat
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Pengamat UGM Nilai Gencatan Senjata Hamas dan Israel Hanya Wacana Joe Biden di Akhir Jabatannya
- Penambahan Jumlah Reses, Pengamat Nilai DPD Tak Punya Sense Of Crisis
- Ketimbang Menggunakan Dana Zakat, Irma Suryani Usulkan Program Makan Bergizi Gratis Didanai Oleh Cukai Rokok
- 14 Orang Dilaporkan Hilang, Petugas Baru Evakuasi 6 Jenazah Korban Kebakaran Gedung Glodok Plaza
- Polemik Pagar Laut, Prabowo Perintahkan untuk Dicabut, Muhammadiyah Tempuh Jalur Hukum
- Status Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ibu Diterapkan 14 Hari
- Beda Pendapat Sumber Api Kebakaran Glodok Plaza, Damkar Lantai 7, Polisi Lantai 9
Advertisement
Advertisement