Advertisement

Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Kapolri Didesak Turun Tangan

Nancy Junita
Selasa, 25 April 2023 - 11:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Kapolri Didesak Turun Tangan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/4/2023). Raker tersebut membahas evaluasi kinerja dan capaian Polri tahun 2022, termasuk evaluasi pengamanan Natal tahun 2022 dan Tahun Baru 2023 serta membahas rencana kerja program prioritas dan strategi tahun 2023. ANTARA FOTO/Galih Pradipta - foc.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Pabowo didesak untuk merespons dan menyikapi secara cepat dan tepat pernyataan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangeran Hasanuddin (APH). APH dinilai memicu ujaran kebencian perihal perbedaan waktu Idulfitri 2023.

Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi meminta Listyo untuk merespons secara presisi sejumlah laporan yang akan dilayangkan oleh beberapa pihak. “Pembiaran tindakan seperti yang dilakukan oleh APH akan mendorong terjadinya normalisasi kebencian dan nornalisasi pluralisme represif,” katanya dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (25/4/2023)

Advertisement

Lebih lanjut, pernyataan provokatif oleh APH terkait perbedaan Hari Raya Idulfitri 2023 antara pemerintah dan Muhammadiyah telah menyulut kebencian. Dikatakan, APH mengakui cuitannya di media sosial sekaligus menegaskan bahwa akun yang bersangkutan bukan di-hack dan telah meminta maaf melalui pernyataan terbuka.

“Permintaan maaf dan pengakuan APH boleh diapresiasi tetapi tidaklah cukup untuk menyelesaikan masalah. Perbuatan Hasanuddin telah memenuhi unsur pidana, baik dari sisi tindakan penghasutan, ujaran kebencian, maupun dampak perbuatannya yang menimbulkan kegaduhan. Pernyataan Hasanuddin bukanlah bentuk kebebasan berpendapat bukan pula kebebasan bagi seorang peneliti,” papar Hendardi.

Lebih lanjut, cara beberapa pemikir merespons perbedaan Hari Raya menunjukkan penerimaan atas perbedaan dan keberagaman begitu rapuh dan miskin perspektif. Alih-alih menjadi penyeru toleransi atas perbedaan, sejumlah pemikir justru melakukan bullying terhadap kelompok yang berbeda.

APH tengah menjadi sorotan masyarakat usai melontarkan kalimat ancaman kepada warga Muhammadiyah yang menetapkan awal Syawal 1444 H pada waktu yang berbeda dengan pemerintah.

Kegaduhan bermula ketika Andika meninggalkan komentar di dinding Facebook milik Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin pada Minggu (23/4/2023).

Dalam komentar tersebut, Andi menimpali komentar Thomas yang menyebut bahwa Muhammadiyah tidak taat dengan keputusan pemerintah lantaran menetapkan awal Syawal 1444 H pada waktu yang berbeda dengan pemerintah.

Thomas turut menyinggung soal permintaan warga Muhammadiyah yang berharap pemerintah dapat memberikan mereka fasilitas Salat Id pada tahun ini.

“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis APH dikutip Senin (24/4/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Realisasi Belanja APBN Bidang Pendidikan di DIY Capai Rp2,11 Triliun

Jogja
| Kamis, 26 Desember 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Waterboom Jogja Kebanjiran Pengunjung di Libur Natal, Wahana Baru Jadi Daya Tarik

Wisata
| Selasa, 24 Desember 2024, 16:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement