Advertisement
Arief Gobel Berbagi Inspirasi dengan Milenial Gorontalo
Muhamad Arief Rachmat Gobel.
Advertisement
Harianjogja.com, GORONTALO–Muhamad Arief Rachmat Gobel diundang komunitas milenial dari berbagai segmen untuk berbagi pengalaman. “Saya sama seperti teman-teman semua. Masih terus mengasah diri dan terus belajar. Namun yang pasti, kita harus bekerja keras untuk meraih sukses,” katanya, Sabtu (15/4/2023).
Hari itu, sejumlah lembaga komunitas milenial mengadakan pertemuan sekaligus buka bersama di kafe Newbie di dekat Kampus Universitas Negeri Gorontalo. Mereka berasal dari komunitas milenial peduli difabel, komunitas milenial artis komedi, komunitas milenial komik, komunitas milenial yang bergerak di bidang usaha, dan sebagainya. Pertemuan ini dipandu Ariel.
Advertisement
Walaupun menjadi anak Rachmat Gobel, pemilik Panasonic Gobel Indonesia, Arief mengatakan dirinya tak menjadi direktur di perusahaan. “Saya menjadi sales, menjadi bagian marketing. Saya masih belajar jualan. Kerjanya mencari PO keliling Indonesia. Kemarin saya baru dari Makassar,” katanya.
PO adalah purchasing order, order pembelian. “Saya keliling Indonesia, ke Kalimantan, Sumatra, dan sebagainya. Saya masih belajar berbicara dengan para pemilik toko,” katanya.
Dengan menjadi sales, kata Arief, ia belajar mengenali karakter orang-orang, belajar melakukan komunikasi dan marketing, dan belajar membangun jejaring. “Saya tidak ujug-ujug ada di posisi tertentu. Tapi apakah saya punya privilege? Jujur saya akui punya, karena nama saya. Namun saya tetap meniti karier dari bawah,” katanya.
Ia tak langsung ditempatkan di jajaran direksi atau menjadi direktur di perusahaan baru maupun menjadi direktur di anak perusahaan yang masih berskala kecil. “Saya masih berjuang,” katanya.
Arief menceritakan, di saat masih SMA ia pun sudah belajar bekerja di pabrik. Tanpa sepengetahuan orang tua, ia mendaftar pelatihan untuk magang di pabrik. Selama masa pelatihan, ia tidur di asrama karyawan sebagaimana umumnya. Sehingga pas liburan sekolah ia bekerja di pabrik dan tinggal di asrama karyawan.
"Saya belajar merasakan bagaimana suasana pekerja di level paling ujung. Saya juga harus memahami nilai-nilai di tingkat pekerja. Karena keuntungan dan kemajuan sebuah perusahaan bermula dari sini," katanya.
Saat kuliah di Jepang, ia juga bekerja di restoran. “Saya bekerja sebagai tukang cuci piring bersama buruh-buruh dari India. Saat itu saya belum bisa berbahasa Jepang sehingga ditempatkan di paling belakang. Setelah bisa berbahasa Jepang, saya menjadi tour guide,” katanya. Dengan bekerja di restoran, katanya, ia belajar melayani sebaik-baiknya. Karena pelayanan yang terbaik adalah salah kunci sukses.
Lebih lanjut Arief mengatakan, dalam berbisnis dibutuhkan pengalaman dan wawasan. “Pengalaman itu diperoleh dengan praktik langsung seperti bekerja, sedangkan wawasan diperoleh dengan pendidikan. Memang ada segelintir orang yang punya keistimewaan tapi itu kekecualian. Jadi, karakter itu sangat penting untuk meraih sukses,” katanya.
Karena itu ia mengajak kaum milenial Gorontalo untuk mengembangkan diri menjadi pribadi-pribadi sukses dengan terjun langsung dan terus menimba wawasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
- PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan, Palestina Angkat Bicara
- Langgar VoA, Imigrasi Bali Deportasi Bintang Porno Asal Inggris
- Banjir Besar Menerjang AS dan Kanada, Puluhan Ribu Mengungsi
Advertisement
Fasilitas Kesehatan Terdampak Bencana Mulai Pulih Bertahap
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mendagri Terbitkan SE Atur Bantuan dan Anggaran Penanganan Bencana
- Pengendalian Harga Pangan, TPID Sleman: Naik Sedikit, Masih Wajar
- 3 Keluarga Gunungkidul Segera Transmigrasi, Uang Saku Rp10 Juta
- Sultan X: Kepemimpinan Harus Beretika dan Memiliki Visi Jangka Panjang
- Warga Bantul Diminta Tak Berlebihan Rayakan Natal dan Tahun Baru
- Daftar Terbaru Tarif Tol Trans Jawa Setelah Diskon Nataru
- Prabowo Tinjau Kayu Gelondongan Dampak Banjir di Aceh Tamiang
Advertisement
Advertisement




