Advertisement

Isi Pidato Lengkap Jokowi di Pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah

Akbar Evandio
Rabu, 22 Februari 2023 - 20:57 WIB
Bhekti Suryani
Isi Pidato Lengkap Jokowi di Pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah Pidato Lengkap Jokowi di Pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah - Setpres / Rusman

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA– Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato di Pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Rabu (22/2/2023).

Dalam acara tersebut, Jokowi menjelaskan bagaimana upaya Indonesia untuk bisa beranjak dari Negara berkembang menjadi Negara maju, yaitu melalui industriliasi dan hilirisasi.

Advertisement

Jokowi berharap pemimpin Indonesia selanjutnya mau melanjutkan estafet kebijakan pemerintahan sebelumnya, salah satunya terkait pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Berikut pidato lengkap Presiden Jokowi di acara Pembukaan Muktamar XVIII PP Pemuda Muhammadiyah Tahun 2023:

Assalamualaikum wr.wb

Selamat siang,

Salam sejahtera untuk kita semua

Yang saya hormati Presiden RI Ke-5 Prof. Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah Haedar Nashir, para menteri kabinet indonesia maju yang tidak bisa saya sebut satu per satu, Panglima TNI, Kapolri, beserta seluruh kepala staf yang hadir, Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) beserta Wagub dan Wali Kota Balikpapan serta juga hadir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum (Ketum) Pemuda Muhammadiyah Sunanto.

Adapun, cak Nanto ini saya baru tahu kalau cak Nanto ternyata ada baunya Madura tetapi ada baunya Solo juga. Jangan-jangan pas di depan saya saja mengaku-akunya [sebagai orang Solo] seperti itu, karena banyak orang pas ketemu saya ‘Pak, saya ini juga orang Solo pak’, maka nanti coba saya akan cek ke beliau dari silsilah yang mana dari trah yang mana. Kemudian, seluruh ketua PW Muhammadiyah se-Indonesia yang hadir, dan Bapak/Ibu ibu hadirin undangan.

Saya betul-betul menaruh harapan besar pada Mukhtamar ke-18 Pemuda Muhammadiyah ini untuk menghasilkan agenda besar dan langkah-langkah besar, mengapa? Karena yang pertama muhammadiyah adalah nama besar, brand besar organsiasi pelopor pembaharuan islam di Indonesia. Kedua jumlah pemuda sekarang ini sangat besar, di mana struktur demografi indonesia sekarang ini didominasi generasi muda. Apalagi pada 2023 jumlah penduduk kita sudah 280 juta. pemudanya untuk usia 15—30 sudah di atas 66,3 juta.

Oleh sebab itu, ke depan yang namanya pemuda ini sangat sangat penting sekali bagi negara kita. Karena bonus demografi yang kita dapatkan jangan sampai menjadi beban tetapi mestinya jadi modal kita untuk melompat maju menjadi negara yang adil, makmur, dan berkemajuan. Indonesia Maju.

Kalau bonus demografi betul-betul tidak kita garap secara baik, ini akan menjadi beban kita semua. Oleh sebab itu, pembangunan SDM menjadi sesuatu yg sangat penting dan kalau saya melihat kenapa Korea Selatan, Taiwan, Jepang bisa melompat maju dan ada negara lain di Amerika Latin banyak negara di Amerika Latin dari tahun 50-an sampai tahun 60-an adalah negara berkembang tetapi sampe sekarang juga masih tetap menjadi Negara berkembang. Saya melihat apa sebabnya? Ternyata mereka memiliki barang, memiliki produk yang dihasilkan oleh SDM mereka yang menyebabkan negara lain tergantung pada mereka, jadi dengan sumber daya alam yang banyak Negara-negara di Amerika Latin tetap terus jadi negara berkembang, kita tidak mau seperti itu. Kita sekarang memang Negara berkembang tetapi berkeinginan menjadi Negara maju itu harus dengan cara apa pun harus.

Kembali ke Taiwan dan Korea Selatan (Korsel) kenapa mereka bisa melompat menjadi negara maju, karena memiliki produk yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Korsel memiliki yang namanya digital component yang semua membutuhkan itu. Taiwan memproduksi cip yang semua Negara besar membutuhkan dan tergantung pada mereka.

Oleh sebab itu, kita juga harus memiliki produk barang yang Negara lain tergantung pada kita. dan bahan-bahan mentahnya ada di Indonesia semuanya, yaitu yang sering saya sampaikan Electric Vehicle (EV) baterai atau baterai mobil listrik yang nantinya ekosistem ini akan menjadi besar, jadi produsen mobil listrik, karena nikel kita punya, tembaga kita memiliki, timah kita memiliki, semua komponen yang dibutuhkan mobil listrik itu ada di Indonesia, hanya yang dibutuhkan mengingegrasikan nikel yang di Sulawesi, tembaga di Sumbawa dan Papua, bauksit di Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau semuanya bisa diintegrasikan menjadi barang namanya EV baterai dan ekosistem yang lebih besar lagi menjadi mobil listrik yang ke depan semua negara akan membutuhkan. Dan apa? Nilai tambah yang kita akan dapat itu bisa berlipat-lipat. Jangan sampai kita sudah berpuluh-puluh tahun bahkan beratus-tahun sejak VOC yang diekspor selalu bahan mentah sehingga nilai tambahnya tak punya.

Saya berikan contoh nikel yang kita stop sejak 2020, sebelumnya kita ekspor nikel setahun hanya bernilai Rp17 triliun begitu kita buat komponen untuk prekusor, besi baja, sehingga pada 2022 ekspor kita sudah Rp450 triliun. Bayangkan, dari Rp17 triliun menjadi Rp450 triliun. Namun, ada yang menyampaikan ke saya ‘Tapi pak yang dapat perusahaan-perusahaan besar dan ada perusahaan asing,'. Ingat ya, Negara ini tidak bisa memproduksi dalam artian ikut bergerak untuk mengurusi itu secara langsung. Meskipun kita memilikii BUMN tetapi swasta pun menjadi aset kita, kalau mereka memproduksi itu artinya dari Rp17 triliun menjadi Rp450 triliun maka Negara akan mendapatkan berlipat-lipat dari pajak perusahaan, dari pajak karyawan, dari royalti, dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan dari bea ekspor.

Dari royalti kalau kita juga ikut memiliki saham seperti Freeport, kita akan dapat-dapat ini, dari sini Negara mendapat penerimaan, pendapatan dan ditransfer lagi ke daerah, untuk dana desa, untuk bansos dapatnya dari situ. Sehingga kalau ekosistem besar ini kita dapatkan dan sudah bertelur mereka, telurnya tinggal kita minta, kita ambil. Inilah konsep besarnya, jangan sampe ada yang berpendapat kan dapat perusahaan besar, kita pun juga mendapatkan itu. Dari yang tadi saya sampaikan.

Saya berikan contoh, bauksit. sebelumnya bauksit itu Indonesia eksportir nomor tiga untuk bauksit mentah dan bahan mentahnya bauksit kita nomor 3, tetapi kita nomor 31 eksportir panel surya. Padahal, bahannya ada di sini semua tapi kita eksportir nomor 31. China itu eksportir nomor 18 bauksit tetapi dia eksportir nomor 1 panel surya. Artinya barang kita ini banyak 90 persen bauksit kita ekspor ke China dan dia jadi nomor 1 di dunia. Mau kita terus-teruskan?

Oleh sebab itu, setelah nikel kita stop  bauksit pada pertengahan tahun ini, tetapi kita masih ada persoalan besar satu, yaitu kita menyetop nikel digugat WTO, digugat Uni Eropa, [respon] jawabannya itu, tetapi kalau kita digugat kita mundur maka tak jadi [Negara maju], sampai kapanpun jangan berharap Negara ini jadi Negara maju, gugat kita sewa lawyer yang baik tetapi kalah.

Kemudian, tahun kemarin kita kalah, tetapi saya sampaikan pada menteri jangan juga berhenti, lawan sehingga kita melakukan banding. Tak tahu nanti banding kalah lagi, tetapi kalau berbelok jangan harap Negara ini menjadi Negara maju. ini bauksit pada Juni nanti kita stop, nanti digugat lagi kita, pasti akan ada yang gugat lagi, maka akan kita lawan lagi.

Meskipun kalah, tetapi tetap maju terus. Jangan kalah kita belok [batalkan kebijakan stop ekspor] percaya sama saya, karena dari sinilah industri inilah yang akan menciptakan lapangan kerja yang sangat besar sekali, setelah nikel stop, bauksit stop, nanti tembaga stop, timah stop, mau tidak mau perusahaan-perusahaan besar Negara-negara besar akan investasi di sini.

Saya sampaikan waktu bertemu dengan Uni Erop bahwa Indonesia tidak menutup diri, kita terbuka, tetapi jangan paksa kita untuk ekspor bahan mentah. sudah tidak mau kita, kalau kamu ingin memproduksi prekusor, panel surya silakan datang ke Indonesia kita terbuka, kurang apa kita? Kamu boleh bekerja sama dengan perusahana di Indonesia, BUMN, atau mendirikan sendiri di Indonesia, tetapi pabrikmu ada di Indonesia bukan ada di Eropa. 

Penyebabnya, dengan cara dari itu kita bisa dapat manfaat yang besar. Kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat kita. Larinya ke sana, sekarang ini contoh peluang industri kalau melakukan hilirisasi. Nikel menjadi EV baterai itu keuntungannya bisa 67 kali nilai tambahnya, bauksit jadi panel surya bisa 194 kali. Bayangkan, kita mau ekspor dapat sekali aja, tembaga jadi elektro motor bisa 77 kali. Gas alam jadikan pupuk jangan hanya diekspor bisa 4 kali belum yang kelautan, perkebunan. Mau kita terus-teruskan ekspor bahan mentah? tidak, setop. Ini nanti yang akan rakyat mendapatkan kesempatan kerja.

Kedua yang berkaitan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara. Saya cerita sedikit, Indonesia ini Negara  besar, Negara besar. Jadi, kalau Amerika Serikat (AS) memiliki New York dan Washington D.C, Australia memiliki Melbourne dan Sydney, kenapa Indonesia tidak memiliki DKI Jakarta dan memiliki Nusantara, ttetapi alasan pokoknhya adalah pemerataan.

Bapak/Ibu bisa bayangkan Negara kita memiliki 17.000 pulau tetapi satu pulau namanya pulau Jawa itu memiliki PDB ekonomi 58 persen, ada di Jawa. terus yang 16.999 pulau itu diberi bagian berapa persen? Semuanya ada di Jawa ada 58 persen dan 56 persen penduduk indonesia itu ada di Jawa, betapa sangat padatnya pulau Jawa.

Sehingga memerlukan namanya pemerataan pembangunan, agar tidak Jawasentris tetapi Indonesiasentris dan yang perlu saya ingatkan bahwa kita pindah ke IKN Nusantara ini juga bukan gagasan saya, ndak. Ini sudah sejak Bung Karno tahun 60 Bung Karno sudah akan memindahkan Ibu Kota DKI Jakarta ke Kalimantan, yaitu di Palangkaraya. Itu semua kita liat lagi di titik mana yang paling baik itu perpindahan Ibu Kota itu dan yang paling penting kita ini bukan hanya sekadar pindah gedung kememterian, bukan fisiknya yang ingin dipindah. kita ingin memindahkan budaya kerja baru, ingin memindahkan pola pikir yang baru di Ibu Kota ini karena sistemnya sejak awal kita bangun, SDM-nya sejak awal kita siapkan. Sehingga kita harapkan Ibu Kota baru ini betul-betul sebuah Ibu Kota yang Negara lain tidak memiliki, memang ini bukan hanya pekerjaan hanya setahun—dua tahun, inshaAllah selesai 15—20 tahun. Namun, kita harus berani memulainya. Jakarta sendiri sudah sangat padat, sangat macet, tetapi DKI Jakarta tetap akan terus kita perbaiki dan menjadi kota bisnis, kota pariwisata, kota ekonomi, dan Ibu Kota Nusantara menjadi kota pemerintahan.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan, maka dengan mengucap Bismillah pada siang ini saya buka Muhktamar Ke-18 Pemuda Muhammadiyah.

Wassalamualaikum wr.wb

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement