Advertisement

Dosen UII Jogja yang Hilang di Luar Negeri Terkait Organisasi Terlarang? Begini Respons Rektor

Newswire
Senin, 20 Februari 2023 - 18:37 WIB
Bhekti Suryani
Dosen UII Jogja yang Hilang di Luar Negeri Terkait Organisasi Terlarang? Begini Respons Rektor Rektor UII, Profesor Fathul Wahid dalam kegiatan UII Media Engagement 2022 di Abhayagiri, Prambanan, Sleman, Sabtu (11/6/2022). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN– Kabar hilangnya dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP) setelah melawat ke Norwegia, menimbulkan berbagai spekulasi belakangan ini di media sosial, mengenai dugaan AMRP terafiliasi organisasi terlarang. 

Merespons hal tersebut, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Fathul Wahid membantah dan menyatakan kecil kemungkinan AMRP terkait organisasi terlarang. Fathul menyebut Ahmad Munasir Rafie Pratama merupakan sosok cerdas.

Advertisement

"Mas Rafie orang cerdas, terbukti dari sekolahnya, karya-karyanya, dan terbukti dari keseriusannya bekerja," kata Fathul Wahid di Kampus Terpadu UII Yogyakarta di Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, Senin (20/2/2023).

Rafie yang terakhir terdeteksi berada di Amerika Serikat juga tercatat menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Teknik Informatika UII Yogyakarta.

Fathul mengatakan pihaknya belum memahami alasan atau motivasi Rafie mengubah rute perjalanan pulangnya dari Norwegia tanpa memberi tahu siapa pun, termasuk ke pihak keluarga.

"Selama ini, semua tugas yang kami berikan dijalankan dengan baik sehingga pasti ada sesuatu yang kami belum tahu pasti sampai itu terjadi. Mengapa orang baik kok bisa tidak lapor, ini seperti anak kecil di rumah tiba-tiba main ke tempat tetangga dan tiba-tiba tidak pulang, kira-kira begitu," kata Fathul.

Terkait tujuan dosen Fakultas Teknologi Industri tersebut berada di AS tanpa sepengetahuan keluarga dan pihak kampus itu, Fathul enggan berspekulasi. Dia tetap meyakini bahwa Rafie tidak memiliki keterkaitan dengan gerakan-gerakan terlarang.

"Kami tidak melihat Mas Rafie pernah berafiliasi dengan lembaga yang visi misinya bertentangan dengan UII. Sehingga, kami kalau ada teori yang mengatakan terkait dengan gerakan-gerakan itu, cenderung itu sangat kecil peluangnya; meskipun kami belum punya informasi pasti yang memastikan teori itu, tapi kecil kemungkinan itu," jelasnya.

Menurut Fathul, Rafie sudah biasa bepergian ke luar negeri untuk mengerjakan proyek internasional. Rafie tercatat dua kali pergi ke AS pada 2022.

BACA JUGA: Dosen UII Hilang Terdeteksi di AS Lewat Boston, Apa Misinya? Ini Penjelasan Kampus

"Beliau sudah biasa ke luar negeri, sudah biasa kerja sama internasional. Jadi, ini kasus khusus ini, betul-betul kasus belum pernah terjadi dalam sejarah UII," tambahnya.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Ahmad Munasir Rafie Pratama terdeteksi masuk ke wilayah Amerika Serikat melalui salah satu bandara di Boston pada Senin (13/2). Temuan tersebut didasarkan pada data Perlindungan Budaya dan Perbatasan AS (United States Customs and Border Protection).

Padahal, berdasarkan pengetahuan pihak kampus dan keluarga, Rafie seharusnya mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada Kamis (16/2/2023), pukul 18.00 WIB, dari Istanbul, Turki, dengan menumpang pesawat Turkish Airlines.

Fathul menegaskan UII saat ini masih fokus mencari keberadaan pasti Ahmad Munasir Rafi Pratama di Boston, berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) setempat.

"Posisinya di Boston tidak kami ketahui secara pasti, sehingga kami perlu waktu untuk melacaknya; dan misi kami yang utama adalah membawa Mas Rafie pulang kembali ke Indonesia," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pameran Berbasis Arsip Enam Bulan dan Sekian PertemuanMulai Digelar

Jogja
| Jum'at, 11 Oktober 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Patung Gajah Mada Diletakkan di Dasar Laut untuk Tarik Minat Wisatawan

Wisata
| Jum'at, 11 Oktober 2024, 00:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement