Advertisement
Komunitas Pengusaha Muslim Sebut Harga Beras Indonesia Lebih Mahal daripada Thailand
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (12/02/2020). - JIBI/Bisnis.com/Eusebio Chrysnamurti
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) menyebut harga beras Indonesia lebih mahal dibandingkan Thailand.
Ketua KPMI Rachmat Sutarnas Marpaung menyampaikan dalam kunjungannya ke Jeddah untuk membahas peningkatan produk Indonesia untuk kebutuhan jemaah haji, salah satunya katering, harga produk Indonesia seperti beras kalah bersaing dengan Thailand.
Advertisement
"Di sana ada beras pandan wangi dengan harga US$700 per ton, tetapi hasil produksi dari Thailand,” ungkapnya dalam Sharia Economic & Financial Outlook (ShEFO) 2023 di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2023).
Perusahaan Indonesia yang turut ikut dalam kunjungan tersebut, yaitu PT Food Station Tjipinang Jaya yang juga menawarkan berasnya untuk mencukupi kebutuhan jemaah haji Indonesia.
Sementara itu, kata Rachmat, harga yang ditawarkan oleh pihak Indonesia, yaitu Food Station, mencapai US$1.000 per ton.
"Harga beras milik Thailand 30 persen lebih rendah dari harga yang Indonesia tawarkan," jelasnya.
Untuk itu, Rachmat menekankan bahwa tidak hanya Indonesia yang tengah bergerak untuk menjadi pusat halal dunia. Pasalnya, negara lainnya juga sedang bergerak menuju target tersebut.
“Kalau Indonesia mau main industri halal, negara lain juga bergerak untuk menajdi pusat halal, meskipun mereka negara non-muslim,” ungkapnya.
Mengacu pada State of the Global Islamic Economi (SGIE) Report 2022, posisi The Global Islamic Economy Indonesia masih dalam peringkat keempat, dibawah Malaysia, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.
Meski demikian, sektor makanan halal atau halal food Indonesia naik dua peringkat ke posisi kedua pada 2022.
Adapun, Konsul Jenderal RI (KJRI) menargetkan 30 persen produk Indonesia dapat memenuhi kebutuhan para Jemaah haji.
KJRI di Jeddah Eko Hartono menegaskan pihaknya terus berupaya membuka kran ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi. Dirinya berharap hal ini dapat menjadi program strategis mengingat jumlah jemaah haji Indonesia adalah yang terbesar di dunia.
"Kami targetkan dalam tiga tahun ke depan, kita bisa penuhi 30 persen kebutuhan makanan dan minuman untuk jemaah haji kita," terangnya dalam keterangan resmi, Jumat (3/2/2023).
Menurut Eko, selama ini proporsi produk Indonesia yang dikonsumsi jamaah haji Indonesia masih sangat kecil, baru sekitar 10 persen. Padahal nilai makanan dan minuman yang dikonsumsi jemaah haji Indonesia mencapai Rp500 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
Advertisement
Jadwal Lengkap KA Bandara YIA Xpress Sabtu 20 Desember 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Penumpang Bandara YIA Mulai Naik, Puncak Nataru 28 Desember
- Jadwal DAMRI Jogja-Bandara YIA Jumat, Tarif Rp80.000
- Menkeu Purbaya Tolak Insentif Pajak untuk Aksi Korporasi BUMN
- Jadwal KA Prameks JogjaKutoarjo Jumat 19 Desember 2025
- Pelanggaran Etik ASN Bantul Naik, 25 Kasus Sepanjang 2025
- Bus KSPN Malioboro-Parangtritis Kembali Beroperasi Jumat
- SIM Keliling Sleman Hadir Akhir Pekan, Ini Jadwalnya
Advertisement
Advertisement




