Advertisement

Kebo Kraton Solo Berwarna Putih Kemerahan, Ini Penjelasan Ilmiahnya..

Newswire
Selasa, 09 Agustus 2022 - 11:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kebo Kraton Solo Berwarna Putih Kemerahan, Ini Penjelasan Ilmiahnya.. Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Kota Solo. - Dok Solopos

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO-Kebo bule yang merupakan pusaka keramat milik Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kini sedang dalam bahaya karena penyakit mulut dan kuku (PMK). Dalam 17 hari terakhir sudah tiga ekor kebo berwarna putih kemerahan ini yang mati.

Beberapa kerbau bule juga nampak memiliki gejala PMK dan sedang ditangani secara serius oleh Keraton dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo.

Advertisement

Kebo bule yang menjadi pusaka dari Keraton dipercaya memiliki kekuatan magis. Kotoran kebo saat dikirab pada malam 1 Suro bahkan dijadikan rebutan.

Konon, kotoran kerbau ini bisa meningkatkan hasil panen atau yang lebih ekstrem lagi kotoran kebo bule Keraton Solo yang dikirab bisa dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit.

Baca juga: Mengenal Kebo Bule Kasunanan Surakarta

Namun, fenomena kebo bule yang unik karena warna kulitnya yang putih kemerahan bukanlah sesuatu yang dihasilkan secara magic atau berkaitan dengan hal-hal magis. Ada penjelasan ilmiah kenapa kebo bule berwarna terang seperti itu.

Dalam jurnal berjudul Profil Sekuen Gen Tyrosinase Pada Sapi dan Kerbau Albino terbitan Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), adanya mutasi pada gen Tyrosinase (TYR) menjadikan pigmen pada sapi dan kerbau berbeda.

Gen TYR berfungsi menghasilkan enzim tyrosinase yang bisa membuat kelainan genetik berupa albinism. Albinism dibagi menjadi dua yaitu ocolucuteneous albinsim yaitu albino di mata dan kulit, ocular albinism atau albino pada mata.

Dalam penelitian yang dilakukan LIPI tersebut, pasangan kerbau normal yang disilangkan bisa memiliki anak albino apabila salah satunya memiliki gen albino yang tidak muncul atau gen resesif.

Hasil Persilangan

Sedangkan untuk kerbau albino yang disilangkan dengan kerbau normal juga bisa memiliki anak normal. Hal itu tergantung gen mana yang muncul. Tetapi jika kedua induk dan pejantan albino, bisa dipastikan kerbau yang lahir adalah albino.

Di sisi lain, fenomena kerbau albino yang dikeramatkan atau dijadikan pusaka juga tidak hanya terjadi di Kota Solo. Dalam buku Kerbau: Ternak Potensial yang Terlupakan terbitan LIPI tahun 2015, ada beberapa fenomena di mana kerbau albino menjadi primadona.

Di Banten misalnya, kebo albino atau kebo bule dianggap membawa hoki atau keberuntungan, terlebih jika tanduknya bertemu secara simetris di bagian bawah leher seperti kalung. Kebo bule tersebut dianggap membawa hoki dan biasanya diambil air seninya untuk dijadikan obat.

Sedangkan di Pulau Bali, ada fenomena lembu taro yang berwarna putih pucat. Bahkan di Bali, lembu taro dilindungi masyarakat sekitarnya untuk tidak terjadi mutasi genetik dan tetap bisa mempertahankan genetik dari warna sang lembu.

Di Madura juga memiliki budaya yang sama, yaitu kerbau merah, yang mirip dengan kebo bule, namun memiliki warna putih yang lebih menyala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement