Advertisement
Ternyata Segini Sisa Umur Matahari di Tata Surya
Matahari
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Para ilmuwan telah membuat prediksi seperti apa akhir Tata Surya kita, dan kapan itu akan terjadi.
Sebelumnya, para astronom mengira itu tata surya akan berubah menjadi nebula planet yakni gelembung gas dan debu yang bercahaya, sampai ada bukti baru bahwa akhirnya akan lebih masif.
Advertisement
Sebuah tim astronom internasional pada tahun 2018 dan menemukan bahwa nebula planet memang merupakan mayat matahari yang paling mungkin.
Saat ini, matahari berusia sekitar 4,6 miliar tahun, diukur berdasarkan usia benda-benda lain di Tata Surya yang terbentuk sekitar waktu yang sama. Berdasarkan pengamatan bintang-bintang lain, para astronom memperkirakan ia akan mencapai akhir hidupnya dalam waktu sekitar 10 miliar tahun lagi.
Ada hal-hal lain yang akan terjadi di sepanjang jalan, tentu saja. Dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan berubah menjadi raksasa merah. Inti bintang akan menyusut, tetapi lapisan luarnya akan meluas ke orbit Mars, menelan planet kita dalam prosesnya. Bahkan jika itu masih ada.
BACA JUGA: Resmi Tersangka, Roy Suryo Dijerat Pasal Berlapis
Pada saat itu, manusia sudah tidak ada lagi di muka bumi. Karena menurut penelitian, umat manusia hanya memiliki sekitar 1 miliar tahun tersisa kecuali kita menemukan jalan keluar dari planet ini. Itu karena Matahari meningkat kecerahannya sekitar 10 persen setiap miliar tahun.
Peningkatan kecerahan itu akan mengakhiri kehidupan di Bumi. Lautan kita akan menguap, dan permukaannya akan menjadi terlalu panas untuk membentuk air.
Dalam studi tahun 2018 menggunakan pemodelan komputer, Matahari kemungkinan besar akan menyusut dari raksasa merah menjadi katai putih dan kemudian berakhir sebagai nebula planet.
Baru pada saat itulah inti panas membuat selubung yang dikeluarkan bersinar terang selama sekitar 10.000 tahun, periode singkat dalam astronomi. Inilah yang membuat nebula planet terlihat. Beberapa sangat terang sehingga dapat dilihat dari jarak yang sangat jauh berukuran puluhan meter. jutaan tahun cahaya, di mana bintang itu sendiri akan terlalu redup untuk dilihat.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
- KPK Tegaskan Perceraian Ridwan Kamil Tak Ganggu Kasus Bank BJB
- Baku Tembak di TN Komodo, Tim Gabungan Hadang Pemburu Liar
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
- Percepatan Papua, Prabowo Ancam Pecat Pejabat Bermasalah
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dikalahkan Kunlavut, Jonatan Christie Terpuruk di Dasar Grup BWF World
- Penataan Pansela Bantul: Pusat Wisata Bergeser ke Barat Sungai Opak
- Baku Tembak di TN Komodo, Tim Gabungan Hadang Pemburu Liar
- Modus Aplikasi Jodoh, Motor Korban Digelapkan di Parangtritis
- Telkom Gandeng CCSI Garap Kabel Laut Gresik-Makassar-Takisung
- Upah Minimum 2025: Pemerintah Perbesar Porsi Buruh
- FIFA Anulir Tiga Laga Timnas Malaysia Akibat Naturalisasi
Advertisement
Advertisement





