Advertisement
Ipang Production, Bukti Kerja Keras Bisa Lampaui Mimpi

Advertisement
MAGELANG—Berawal dari niat yang kuat dan perjuangan yang gigih, Apsasi Annisa membuktikan bahwa modal yang kecil bukan halangan untuk meraih capaian besar. Bahkan, perempuan 32 tahun ini bisa meraih kesuksesan yang melebihi dari mimpinya.
Perempuan yang akrab disapa Anis ini mendirikan usaha produsen suvenir bersama suaminya, Ahmad Arifin, dengan nama Ipang Production di Nepen, Gunungpring, Muntilan, Kabupaten Magelang. Berbekal kemampuan suaminya yang pernah bekerja di usaha sablon, mereka membeli alat sablon seharga Rp200.000. Kini usaha produksi suvenir mereka sudah punya aset Rp1,5 miliar dalam waktu delapan tahun.
Advertisement
“Dulu saya bekerja di tempat sablon, pindah-pindah di sekitar Muntilan. Baru tahun 2014 saya mendirikan usaha sendiri, bermodal satu alat sablon. Awalnya saya kerjakan sendiri sablonnya. Untuk pesanannya saya andalkan dari teman-teman saya," kata Arifin, yang biasa dipanggil Ipang, saat ditemui di rumah sekaligus lokasi usahanya, Kamis (27/1/2022).
Saat awal mendirikan usaha dan pesanan belum banyak, Anis membantu suaminya mencari pendapatan dengan berjualan makanan di sekolah-sekolah. Rupanya, usaha keras mereka membesarkan Ipang Production mulai membuahkan hasil. Pesanan berdatangan dan terus meningkat sehingga Ipang kewalahan. Anis pun kemudian berhenti berjualan dan membantu usaha suaminya.
Mereka yang semula menggunakan salah satu ruang di rumah mereka untuk menyablon, kemudian menambah ruang untuk pemasaran. Usahanya pun terus meningkat. Kini, Ipang Production telah memiliki lima unit gedung untuk sejumlah unit usaha mereka, yakni gedung kantor manajemen, gedung sablon berisi 130 palet, gedung bordir dengan mesin enam kepala, gedung jahit (30 mesin) dan gedung perakitan.
Sejumlah produk yang dihasilkan oleh Ipang Production berupa aneka suvenir seperti kaus, jaket, gelas, pajangan, label merek dan lainnya. Pemasaran mereka lebih banyak di wilayah Magelang, namun ada pula yang berasal dari luar daerah seperti Cilacap hingga Jombang. Kini, omzet mereka telah mencapai Rp150 juta per bulan.
"Capaian ini melalui kerja keras. Kami menyebutnya perjuangan yang gigih. Dalam perjalanan usaha kami ada banyak hambatan dan rintangan. Kunci kami adalah terus berjuang dan berusaha. Jangan menyerah ketika ada masalah, tapi cari solusinya, pasti ada jalan, kami membuktikan," tutur Anis.
Salah satu hambatan yang paling besar adalah saat pandemi Covid-19 melanda pada 2020. Banyak pesanan suvenir dibatalkan dan ditunda. Anis pun menghadapinya dengan merekrut tenaga pemasaran untuk menambah pemasaran. Usahanya berhasil. Banyak pelanggan baru berhasil didapatkan. Jika semula pelanggannya banyak dari pertemanan, kini mereka juga mendapatkan pesanan dari instansi dan perusahaan. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
Advertisement

Jadwal KA Bandara YIA dan KA Bandara YIA Xpress, 19 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
Advertisement
Advertisement