Advertisement
Masyarakat Diajak Lakukan 4T untuk Mencegah Stunting
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, saat menyampaikan pemaparan dalam acara penandatanganan naskah kesepahaman BKKBN dan Tanoto Foundation yang ditayangkan secara virtual, Kamis (20/5/2021). - ANTARA/Andi Firdaus
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak seluruh komponen dalam masyarakat untuk menerapkan slogan 4T (tidak terlalu muda, tidak terlalu tua, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sering) yang dapat mencegah anak lahir dalam keadaan stunting (kekerdilan).
“Untuk mencegah stunting itu kuncinya adalah 4T yaitu tidak terlalu muda nikahnya, tidak terlalu tua hamilnya [tidak lebih dari 35 tahun], tidak terlalu banyak anaknya [dua anak lebih sehat] dan tidak terlalu sering", kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis BKKBN yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat (3/12/2021).
Advertisement
Hasto menuturkan bila masyarakat dapat saling bekerja sama untuk menghindari 4T tersebut, maka parameter kependudukan Indonesia data terselamatkan dan berkembang ke arah yang lebih baik.
Dalam membantu masyarakat menghindari 4T, pihaknya telah meluncurkan program Recording System Pencatatan BKKBN. Di mana tiga bulan sebelum menikah calon ibu sudah diperiksa lingkar lengan atas, berat badan, tinggi badan dan hemoglobin darah (Hb) di puskesmas maupun ke fasilitas kesehatan terdekat.
Baca juga: Heboh Aksi Pamer Payudara di YIA, Video Diduga Diproduksi sebelum Oktober 2020
Sebelum menikah, ia menekankan perempuan pun harus memperhatikan dan menjaga dengan memakan makanan yang kaya vitamin C, Zinc dan makanan yang mengandung protein hewani. Hal tersebut, juga berlaku bagi laki-laki guna memiliki sperma yang bagus.
“Apabila terdapat wanita hamil kekurangan gizi, terlihat dari plasenta yang dimiliki tipis, akhirnya dapat menimbulkan bayi dapat terindikasi stunting. Berawal dari sang ibu hamil yang memiliki kekurangan gizi yang baik, berakibat pada anak yang dilahirkan,” kata dia.
Menurut Hasto, penting pula memperhatikan jarak kelahiran pada anak, karena bila terlalu dekat selain dapat berisiko stunting anak juga berpotensi mengidap autisme. Saat memiliki anak, diharapkan ibu fokus menyusui selama 24 terlebih dahulu untuk memenuhi gizi anak, sebelum memutuskan untuk hamil kembali.
Program KB
Ia juga mengatakan untuk memberikan jarak kelahiran itu, program Bangga Kencana mendorong para ibu menggunakan program Keluarga Berencana (KB) segera usai persalinan dilakukan.
Ia berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menyebarkan informasi mengenai hal itu hingga ke pelosok-pelosok daerah.
“Pentingnya kerja sama dengan media, media sosial, wartawan semuanya. Pemerintah tentu bekerja sama juga dengan swasta dan masyarakat, perguruan tinggi, media dan LSM di tengah masyarakat,” tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Pertimbangkan Jual Jet Tempur F-35 ke Turki, Israel Waspada
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
Advertisement
Advertisement
Musim Liburan, Wisata Jip Merapi Diserbu hingga 20 Ribu Orang
Advertisement
Berita Populer
- Tanpa Kembang Api, Plaza Ambarrukmo Hadirkan Laser Light Show
- Catat, Ini Jadwal KRL Jogja-Solo Akhir Tahun 2025
- Jadwal Lengkap KA Prameks Rabu 31 Desember 2025
- Jadwal Lengkap KRL Solo-Jogja Rabu 31 Desember 2025
- Cuaca Jogja Akhir Tahun Ini, Siang Hujan Sore Berpotensi Petir
- Jadwal Lengkap KA Bandara YIA Rabu 31 Desember 2025
- Lengkap, Ini 15 Jalur Trans Jogja dan Tarif Terbarunya
Advertisement
Advertisement




