Advertisement
Laweyan Solo Diyakini Menyimpan Banyak Bungker, untuk Apa?

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Daerah Laweyan Solo, Jawa Tengah diyakini menyimpan banyak bungker yang dibangun sejak masa kerajaan.
Selain keberadaan lorong bawah tanah rahasia yang diduga berfungsi sebagai jalur distribusi opium atau candu semasa Kerajaan Pajang dan Kasunanan Solo, di wilayah Laweyan, Solo, diyakini terdapat banyak bungker.
Advertisement
Bungker-bungker itu diduga berada di bawah rumah para juragan atau saudagar batik di Laweyan. Keyakinan tersebut dicuatkan pecinta sejarah Solo, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro saat berbincang dengan Solopos.com-jaringan Harianjogja.com.
Dulu, bungker-bungker itu digunakan oleh para juragan di Laweyan untuk menyimpan aset berharga mereka berupa kain batik tulis. Bungker sengaja dibuat lantaran mereka menyadari potensi terjadinya perampokan.
“Lorong berbeda dengan bungker. Lorong untuk sirkulasi, untuk lalu lintas. Kalau bungker untuk menyimpan barang. Setiap rumah di sini saya kira ada bungkernya,” ujar Nuky, Selasa (30/11/2021) di Kopi Puspa Laweyan.
BACA JUGA: 1 Orang Teknisi Tewas di Kebakaran Gedung Cyber Jakarta
Dia menjelaskan pada zaman dulu para saudagar atau bos batik di Laweyan bisa dibilang merupakan pesaing dari kaum ningrat di kerajaan. Dengan kekayaan yang dimiliki mereka membentuk dan membangun komunitasnya.
“Dulu ada dua kelompok masyarakat. Pertama golongan ningrat yang memiliki hegemoni kekuasaan kerajaan. Mereka bertindak sesuai dengan kekuasaannya. Golongan kedua orang yang punya uang seperti di Laweyan,” kata dia.
Hubungan dua golongan masyarakat itu menurut Nuky cenderung kurang baik. Sebab ada cerita di mana Paku Buwono (PB) II ketika terjadi geger pecinan melarikan diri ke Laweyan dan ingin meminjam kuda milik warga.
Tapi permintaan itu ditolak oleh para saudagar batik di Laweyan. Kisah tersebut membuktikan kurang harmonisnya hubungan antara kaum ningrat keraton dengan para saudagar batik di Laweyan selama beberapa waktu.
“Saya menduga banyak rumah di sini ada bungkernya. Bungker ini berbeda dengan lorong yang saya sampaikan tadi. Bungker ini merupakan ruang bawah tanah yang tertutup atau tidak saling terhubung,” sambung dia.
Dalam situasi darurat bungker tersebut juga bisa digunakan untuk bersembunyi para saudagar batik dan keluarganya. Keberadaan lorong dan bungker-bungker di Laweyan ini bisa dibilang sebagai salah satu daya tarik wisatawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Chromebook, Uang yang Dikembalikan Baru Rp10 Miliar
- Serentak, SPPG Sajikan Nasi Goreng di Ultah Prabowo Ke-74
- 80 Bangunan Ponpes Tua Diaudit, Pemerintah Siapkan Rp25 Miliar
- Kasus Tayangan Pesantren, Kementerian Komdigi Puji Langkah Tegas KPI
- Aksi Antipemerintah di Peru Tewaskan Satu Orang dan 102 Luka-luka
Advertisement

Jadwal SIM Corner Jogja Mall City dan Ramai Mal Malioboro Sabtu Ini
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Kereta Gantung Akan Dibangun di Tebing Breksi-Candi Banyunibo
- Pesantren di Kota Jogja Diminta Kelola Sampah Mandiri
- GIPI DIY: Perlu Kolaborasi Agar Penerbangan Jogja-Karimunjawa Efektif
- Jadwal Kereta Api Prameks Jumat 17 Oktober 2025
- Menkeu Purbaya Tolak Permintaan Luhut Cairkan Rp50 Triliun ke INA
- Mulai Hari, Ini iPhone 17 Sudah Tersedia di Indonesia
- Dilarang Berhenti di Jembatan Pandansimo, Boleh Pakai Jalur Pedestrian
Advertisement
Advertisement