Advertisement
Hotel di Bali Marak Dijual, PHRI: Berpotensi Merembet ke Daerah Lain
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Maraknya penjualan hotel di Provinsi Bali berpotensi merembet ke seluruh destinasi wisata di seluruh Tanah Air. Hotel menengah ke bawah disebut menjadi segmen yang paling rentan untuk dijual akibat menderita dampak pandemi Covid-19.
Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan masalah penjualan hotel di Bali tidak dapat dihindari setelah 6 juta wisatawan yang biasanya melancong tiap tahun ke Pulau Dewata raib karena pandemi.
Advertisement
Menurut data PHRI, sebanyak 70 persen penghuni hotel di Tanah Air merupakan wisatawan mancanegara (wisman). Sementara itu, wisatawan domestik tidak mampu mensubstitusi kontribusi wisman.
"Di daerah lain, juga sudah terlihat indikasi potensi penjualan hotel. Dengan kata lain, situasi tersebut hampir dipastikan bakal merembet ke hotel-hotel di daerah destinasi wisata lain," kata Maulana kepada Bisnis, Selasa (31/8/2021).
Apabila dilihat dari segi segmen, sambungnya, hotel menengah ke bawah bisa diasumsikan tidak bisa bertahan dalam masa pandemi. Pada umumnya hotel-hotel tersebut hanya memiliki sumber pendapatan dari bisnis perhotelan sehingga sangat rentan.
Sementara hotel-hotel yang tergabung dalam grup bisnis, relatif mampu bertahan melalui mekanisme subsidi silang dari lini bisnis lain yang masih menghasilkan pemasukan. Hal tersebut dinilai cukup mampu membuat hotel di segmen menengah ke atas bertahan selama masa pandemi.
Baca juga: Gerindra dari Daerah Ini Berambisi Usung Prabowo di Pilpres 2024
"Perbandingan antara hotel menengah ke atas dan menengah ke bawah cukup signifikan. Saat ini, sebanyak 70 persen hotel di Tanah Air rentan dijual karena berstatus menengah ke bawah dan sisanya adalah hotel menengah ke atas," jelasnya.
Dengan demikian, dia menilai harus ada intervensi dari pemerintah agar hotel-hotel tersebut bisa bertahan. Terutama, intervensi dari segi penyaluran modal melalui sektor perbankan serta insentif biaya lain seperti listrik, pajak, dan tenaga kerja.
Sebagai informasi, data PHRI Bali yang dikutip dari laporan Bank Indonesia mengungkapkan terdapat 48 hotel yang telah dijual sebagai dampak krisis yang disebabkan Covid-19 terhadap hotel dan restoran.
Dari 48 hotel yang dijual tersebut, wilayah Badung berkontribusi paling banyak dengan 41 hotel. Sisanya, 4 hotel berada di Denpasar dan 3 hotel berada di Gianyar.
Sementara itu, berdasarkan kategorinya, hotel bintang empat paling banyak dijual dengan jumlah 19 hotel. Kemudian, 14 hotel berbintang tiga, 8 hotel berbintang lima, dan 7 hotel berbintang dua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- DKPP Gelar Sidang Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Ketua dan Anggota KPU RI
- Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
Advertisement
Advertisement