Advertisement
Studi: Efektivitas Vaksin Covid-19 Turun Setelah Varian Delta Menyebar

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan penyakit (CDC) Amerika Serikat melaporkan penurunan efektivitas vaksin menjadi 66 persen di antara pekerja garis depan seiring dengan menyebarnya Virus Corona varian Delta di dunia.
Angka tersebut berkurang dari 91 persen sebelum varian Delta belum berkembang.
Advertisement
Dilansir Bloomberg pada Rabu (25/8/2021), CDC mengatakan vaksin masih memberikan proteksi, maka temuan tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati. Menurut lembaga di bawah Kementerian Kesehatan AS ini, efektivitas vaksin mungkin berkurang seiring waktu dan prediksi efikasi tidak tepat.
"Meskipun temuan sementara ini menunjukkan efektivitas vaksin menurun secara moderat dalam mencegah infeksi, menurunnya dua per tiga risiko infeksi yang berkelanjutan menunjukkan pentingnya dan manfaat dari vaksinasi Covid-19, ” tulis para peneliti dalam laporan pekanan Morbidity and Mortality.
Temuan menunjukkan adanya ketidakpastian yang cukup tinggi soal efikasi vaksin Covid-19, di mana peneliti melaporkan kepercayaan sebesar 95 persen bahwa efikasi vaksi berkisar antara 26-84 persen pada periode tersebut.
Studi observasi dilakukan pada 4.000 tenaga kesehatan dan pekerja garis depan di delapan lokasi di AS sejak Desember 2020 - Agustus 2021. Sebanyak 83 persen dari mereka telah divaksin.
Sekitar dua per tiga responden menggunakan vaksin Pfizer Inc.-BioNTech SE, dua persen Johnson & Johnson, dan sisanya menggunakan Moderna. Secara keseluruhan, vaksinasi efektif hingga 80 persen untuk mencegah penularan selama masa studi.
Temuan dengan hasil serupa juga pernah dilakukan di Israel dan Inggris, di mana vaksin kehilangan kemampuannya untuk mencegah infeksi. Untuk itu, hasil studi ini masih dalam pengawasan setelah CDC menyarankan pemerintahan Biden untuk memberikan dosis ketiga bagi sebagian besar penerima vaksin di AS.
Hingga saat ini, izin pemberian dosis ketiga atau booster masih menunggu sinyal dari Administrasi Makanan dan Obat (FDA). Pertimbangan soal booster masuk dalam agenda rapat CDC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Akses Keluar Masuk Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan, Jarak Tempuh Hanya 10 Menit
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
- Baru Sesaat Bebas dari Lapas, Mantan Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait Pencucian Uang
Advertisement
Advertisement