Advertisement
Militer Junta Myanmar ke Jakarta, Kontras: Menerima Rezim yang Keji

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia didesak untuk menentukan sikap yang kuat dalam menolak rezim militer junta Myanmar, termasuk dengan kedatangan mereka ke KTT ASEAN di Jakarta pada Sabtu (24/4/2021) ini. Hal tersebut disampaikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) melalui Koordinator Kontras, Fatia Maulidiyanti.
Menurutnya, kehadiran rezim militer junta Myanmar di Jakarta sebagai bentuk penerimaan. “Hal ini dipercaya sebagai sebuah bentuk atas normalisasi dan menerima rezim militer Myanmar yang keji dan ancaman terhadap HAM secara keseluruhan,” kata Fatia dikutip dari laman Kontras.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Kontras menyatakan, semenjak kudeta yang dilakukan militer, di Myanmar telah banyak terjadi pelanggaran HAM, termasuk penyiksaan dan pembunuhan. Peristiwa itu menjadi bukti situasi dan kondisi yang serius dihadapi oleh masyarakat Myanmar.
“Beberapa fasilitas publik juga ikut dirusak dan di kuasi oleh militer Myanmar, dan masyarakat sipil yang ingin membelot dan tidak mematuhi aturan yang ada, dikenakan hukuman,” kata Fatia.
Baca juga: Informasi Peringatan Dini Bencana Kalah Trending dengan Berita Pernikahan Artis
Oleh karenanya, Kontras menyatakan dengan tegas tidak ada kursi bagi rejim Militer Myanmar. Kehadiran mereka dapat dikatakan resmi dengan datangnya perwakilan pemerintahan yang terpilih secara demokrasi dan legal.
“Dengan itu, kursi perwakilan Myanmar dalam KTT harus diwakilkan oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis, dan bukan pemimpin dari kudeta militer. Kami percaya hal ini adalah langkah yang penting dan bijak bagi tiap negara anggota untuk menyetujui hal ini,” tegas Fatia.
Seperti diketahui, pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, akan menghadiri KTT ASEAN di Jakarta pada 24 April, demikian menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand pada Sabtu (17/04).
Jika benar hadir, ini adalah perjalanan luar negeri pertamanya yang diketahui sejak melancarkan kudeta 1 Februari lalu.
Myanmar berada dalam pergolakan sejak Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Sejak itu, sedikitnya 728 orang telah tewas di tangan petugas keamanan dalam upaya membungkam protes, menurut penghitungan kelompok aktivis.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polres Magelang Kota Amankan 100 Kilogram Bahan Mercon, 1 Pelaku Ditangkap
- 11,39 Juta Wajib Pajak Telah Lapor SPT Tahunan
- Alasan Kejagung Tuntut Teddy Minahasa Hukuman Mati
- KPK Duga Rafael Alun Trisambodo Terima Gratifikasi Dalam Bentuk Uang
- Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, PDIP Klaim Tidak Ada Beda Sikap dengan Jokowi
Advertisement

Belasan Motor Milik Remaja Pelaku Perang Sarung Disita hingga Lebaran
Advertisement

Ini Wisata Air di Wilayah Terpencil Gunungkidul yang Menarik Dikunjungi
Advertisement
Berita Populer
- Perjalanan Kasus Teddy Minahasa, dari Ditangkap hingga Dituntut Hukuman Mati
- QRIS Indonesia Bisa Dipakai di Negara-Negara ASEAN Ini
- Catat! Ada Tambahan Jadwal KRL Jogja Solo, Hari Ini!
- Ini Jadwal Kereta Bandara Jogja YIA, Sabtu 1 April 2023
- Rekor Tertinggi! 700 Ribu Kasus TBC Ditemukan Sepanjang 2022
- Tiket Bisa Dibeli Online, Ini Jadwal Bus DAMRI Jogja-Bandara YIA Sabtu 1 April 2023
- Prakiraan Cuaca DIY, Sabtu 1 April 2023: Siang Ini, Sleman Hujan Petir
Advertisement
Advertisement