Advertisement
20 Kampus Swasta di Jateng Terancam Tutup
![20 Kampus Swasta di Jateng Terancam Tutup](https://img.harianjogja.com/posts/2021/02/16/1063848/menulis-kuliah-belajar-2.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG—Sebanyak 20 perguruan tinggi swasta (PTS) atau kampus di Jawa Tengah (Jateng) terancam ditutup pada tahun 2021 ini.
Ke-20 kampus itu terancam ditutup karena tidak memenuhi syarat-syarat sebagai kampus yang sehat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Advertisement
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VI Jateng, Zainuri, membenarkan adanya 20 kampus di Jateng yang terancam ditutup.
Meski demikian, ia enggan menyebutkan kampus-kampus mana saja yang terancam ditutup pada tahun ini.
"Secara etika kami tidak boleh menyebutkan nama-nama kampusnya. Tapi, itu [kampus] tersebar di berbagai daerah di Jateng," ujar Zainuri, Selasa (16/2/2021).
Zainuri mengatakan 20 kampus itu terancam ditutup bukan karena dampak pandemi Covid-19. Kampus tersebut terancam ditutup karena tidak memenuhi persyaratan sebagai kampus yang sehat atau tidak bisa menggelar kegiatan perkuliahan dengan baik maupun menciptakan lulusan yang berkompeten.
Pihak LL Dikti Wilayah VI, lanjut Zainuri, telah melakukan evaluasi terhadap 20 kampus itu sejak 2018 lalu.
"Ada 8-9 indikator yang membuat kampus dinyatakan tidak sehat. Dari 20 kampus itu, ada 4 yang sudah kami usulkan [tutup], sekarang yang lagi proses ada 13 [kampus]," imbuhnya.
Zainuri menjelaskan indikator kampus dinyatakan tidak sehat itu antara lain dari jumlah mahasiswa, lulusan yang berkompetensi, staf pengajar yang memenuhi syarat, sarana dan prasarana kampus yang menunjang kegiatan perkulihan, dan kurikulum perkulihan. Selain itu juga kondisi keuangan yang bisa menunjang kebutuhan pembelajaran, dan pengembangan karier mahasiswa dan staf pengajarnya.
"Dari indikator-indikator itu, kita lakukan evaluasi. Kalau tidak memenuhi syarat ya kita usulkan tutup," tegas Zainuri.
Lantas bagaimana dengan nasib mahasiswa dari kampus yang akan ditutup tersebut? Zainuri mengaku untuk kampus yang terancam ditutup, sudah dilakukan pendampingan sejak Juli 2019 lalu.
"Kampus yang masuk 'lampu kuning' [mengkhawatirkan] sudah kami lakukan pendampingan sejak Juli 2019. Sehingga mahasiswanya juga sudah kita carikan kampus alternatif yang mau menerima mereka jika kampusnya benar-benar ditutup," terang mantan Wakil Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182727/ka-yia-xpress.jpg)
Jadwal Kereta Bandara YIA Berikut Cara Membeli Tiketnya, Sabtu 27 Juli, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja,
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran Diklaim Mampu Menumbuhkan Agro Industri di Perdesaan
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
Advertisement
Advertisement