Advertisement
Saksikan Puncak Hujan Meteor Geminid 13 dan 14 Desember 2020
Semburan meteor Perseid menerangi langit malam pada Agustus 2009. - NASA
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Puncak hujan meteor Geminid akan terjadi pada 13 dan 14 Desember 2020.
Bintang jatuh perlahan-lahan menjadi lebih terlihat di langit malam saat hujan meteor Geminid bersiap menuju puncaknya. Para astronom mengatakan puncak tampilan bintang jatuh akan terjadi pada malam 13 dan 14 Desember 2020.
Advertisement
Menurut laporan Express UK, Rabu (9/12/2020), Bumi mulai bergerak melalui bidang puing-puing "komet punah" yang disebut 3200 Phaethon. Saat planet kita bergerak melalui bidang puing-puing, bintik-bintik kecil es dan debu bertabrakan dengan atmosfer bumi, memberikan kesan bintang jatuh.
Bumi mulai bergerak melalui puing-puing pada 4 Desember dan akan terus ada hingga 17 Desember. Selama beberapa hari mendatang, Bumi akan bergerak ke seluruh bidang puing-puing, dengan puncak bintang jatuh pada 13 Desember, saat akan terlihat lebih dari 100 bintang jatuh per jam. Untuk melihat meteor, yang terbaik adalah pergi ke suatu tempat yang jauh dari polusi cahaya.
The Royal Greenwich Observatory pada 2020, puncak Geminid bertepatan dengan Bulan Baru, jadi kondisinya ideal. "Ini adalah salah satu hujan paling aktif tahun ini, dan dalam beberapa tahun adalah yang terkuat, dengan kecepatan puncak sekitar 100 meteor per jam. Ini adalah satu hujan besar yang menunjukkan aktivitas yang baik sebelum tengah malam," tuturnya.
Observatorium kerajaan itu mengatakan berburu meteor, seperti ilmu astronomi lainnya, adalah permainan menunggu, jadi yang terbaik adalah membawa kursi yang nyaman untuk diduduki dan membungkus tubuh hangat karena Anda bisa berada di luar untuk sementara waktu. "Mereka dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga tidak perlu teropong atau teleskop, meskipun Anda harus membiarkan mata Anda menyesuaikan diri dengan gelap," imbuhnya.
Untuk kondisi terbaik, disarankan mencari lokasi yang aman, jauh dari lampu jalan dan sumber polusi cahaya lainnya. "Meteor dapat dilihat di semua bagian langit, jadi ada baiknya berada di ruang terbuka lebar tempat Anda dapat memindai langit malam dengan mata Anda. Tapi jika Anda menelusuri jalur yang diambil meteor, tampaknya mereka berasal dari konstelasi Gemini," tulis he Royal Greenwich Observatory.
Diketahui, Asteroid 3200 Phaethon pertama kali ditemukan pada 1983 dengan diameter sekitar 5 km. NASA menyebut Phaethon adalah asteroid dekat Bumi terbesar ketiga yang diklasifikasikan sebagai berpotensi berbahaya.
Dengan lebar lima kilometer, asteroid itu adalah salah satu yang terbesar yang pernah ditemukan di tata surya kita dan berukuran sekitar setengah dari ukuran batuan luar angkasa Chicxulub yang membantu memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun yang lalu. Batu antariksa ini dinamai putra dewa matahari Yunani, Helios, yang menarik Matahari melintasi langit.
Menurut legenda Yunani, Phaethon melakukan ini tetapi kehilangan kendali atas Matahari dan hampir menghancurkan Bumi. Para astronom mengatakan asteroid itu dulunya jauh lebih besar tetapi karena telah berkali-kali melintas di dekat Matahari, potongan-potongannya telah hancur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
- Penumpang Dilarang Cas Powerbank di Stop Kontak Kereta Api
- Bus Wisata Rombongan FKK Semarang Terguling, Empat Orang Tewas
- Presiden Kolombia Terkena Sanksi AS Gara-gara Gagal Perangi Narkoba
- Lisa Mariana Dicecar 44 Pertanyaan di Bareskrim
Advertisement
Disdikpora Temukan Siswa SMP Kulonprogo Tersandung Judol dan Pinjol
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Layanan SIM di JCM dan Ramai Mall Jogja
- Petani Gunungkidul Diminta Optimalkan Penyerapan Pupuk Bersubsidi
- Jadwal DAMRI Jogja Semarang, Bisa Pulang Pergi
- Bapemperda DPRD DIY Rampungkan Harmonisasi Tiga Raperda Strategis
- Pemkab Bantul Wajibkan Seluruh Kalurahan Mengolah Sampah Organik
- Korsleting Listrik Picu Kebakaran Kios di Pasar Seni Gabusan Bantul
- Penyaluran Beras SPHP di DIY Mencapai 32,86 Persen per September
Advertisement
Advertisement



