Advertisement
MPR: Fanatisme Berujung Tindakan Radikal Perlu Diwaspadai
Ilustrasi toleransi antar umat beragama. - JIBI
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Fanatisme berlebihan bisa merusak kemajemukan karena akan melahirkan sikap yang merasa paling benar dan semaunya sendiri. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Jazilul Fawaid.
"Fanatisme yang berujung pada tindakan radikal menjadi fenomena global yang mesti terus-menerus diwaspadai," kata Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul, dalam pernyataannya, di Jakarta, Jumat (4/12/2020) malam.
Advertisement
Sikap merasa golongannya paling benar, sedangkan yang lain salah, menurut dia, jelas bertentangan dengan sistem demokrasi di Indonesia.
Baca juga: Pasangan Ini Punya Anak dari Hasil Adopsi Embrio Beku Berumur 27 Tahun
"Jelas tindakan tersebut berbahaya bagi Indonesia yang majemuk agama, bahasa, dan suku bangsanya," kata Gus Jazil yang juga anggota Komisi III DPR itu.
Gus Jazil mendorong pemerintah untuk mencegah dan menindak sedini mungkin agar tertutup celah lahirnya pikiran dan sikap radikalisme.
Menurut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, pemerintah perlu membuka dialog dengan semua kalangan secara terus-menerus.
"Pemerintah harus menunjukkan sikap keteladanan dengan menghidupkan budaya dialog serta menghindari kebijakan dan tindakan yang dapat mencederai rasa keadilan bagi warganya," ujarnya.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu mengungkapkan bahwa fanatik berlebihan sampai menjadi radikal masih tumbuh subur, berarti demokrasi di negara ini belum berjalan dengan baik.
Di sisi lain, kata dia, demokrasi merupakan alat untuk melahirkan kesejahteraan dan keadilan yang merata.
Baca juga: Turunkan Berat Badan dengan Flexitarian, Mudah dan Menyehatkan
"Jika tidak bisa menangkal paham tersebut, kita patut introspeksi terhadap perjalanan demokrasi di Indonesia," kata Gus Jazil.
Sementara itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menyebut radikalisme adalah ancaman yang memaksakan kebenaran absolut dalam tafsir tunggal yang memaksakan kebenaran dirinya serta yang lain salah.
"Ini harus dilawan dengan keyakinan, yaitu ideologi Pancasila," kata Benny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata Minggu 8 November 2025
- Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Ditetapkan jadi Tersangka Kasus Suap
- Hasil Pertandingan Bundesliga Pekan Ini, Dortmund dan Muenchen Imbang
- Selain Bupati Ponorogo, KPK Tetapkan Tiga Tersangka Lainnya
- Hasil Pertandingan Liga Inggris, West Ham, Burnley, Everton, Fulham
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 9 November 2025
- Jadwal Bus Sinar Jaya dari Jogja ke Parangtritis dan Pantai Baron
Advertisement
Advertisement




