Advertisement
Ilmuwan Southwest Research Institute Buru Planet yang Bisa Dihuni Lewat Fosforus Bintang

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ilmuwan dari Southwest Research Institute telah mengidentifikasi fosforus bintang sebagai salah satu penanda yang memungkinkan dalam pencarian kehidupan di luar tata surya.
Dia telah mengembangkan sebuah teknik untuk mengidentifikasi kemungkinan sebuah bintang untuk mendapatkan planet yang berpenghuni. Hal ini berdasarkan komposisi sebuah bintang biasanya memiliki planet, dan mengusulkan penelitian yang akan mendatang untuk menjadikan fosforus bintang sebagai patokan dalam mencari sistem yang memiliki kemungkinan besar memiliki kehidupan seperti yang kita ketahui.
Advertisement
“Dalam pencarian planet di luar tata surya dan mencoba mengetahui apakah mereka dapat dihuni, maka sangatlah penting bagi sebuah planet untuk memiliki siklus aktif, gunung berapi, dan lempengan tektonik,” Ujar Dr. Natalie Hinkel ilmuwan dari Southwest Research Institute, seorang astrofisikawan planet seperti dikutip dari phys.org.
Tulisan dsri penelitian ini di publikasikan oleh Astrophysical Research Letters.
“Rekan penulis saya, Dr. Hilairy Hartnett, seorang oseanografi, menunjukan bahwa fosforus sangatlah penting bagi semua kehidupan di Bumi. Hal ini sangatlah penting sekali dalam pembuatan DNA, membran sel, tulang, dan gigi bagi hewan dan tumbuhan, dan bahkan mikrobioma seperti plankton.” tambahnya.
Menentukan rasio elemental bagi ekosistem sebuah planet di luar tata surya belumlah memungkinkan, tetapi asumsi umum menyatakan bahwa planet memiliki komposisi yang sama dengan bintang yang berada di dalam sistem tersebut. Ilmuwan bisa menghitung banyaknya jumlah elemen di sebuah bintang menggunakan spektroskop, dan mempelajari bagaimana cahaya berinteraksi dengan elemen yang berada di lapisan atas sebuah bintang.
Menggunakan data ini, ilmuwan bisa mengambil kesimpulan mengenai planet-planet yang mengorbit suatu bintang terbuat dari komposisi apa, menggunakan komposisi bintang sebagai perantara untuk planet di dalamnya.
Di dalam Bumi, elemen yang menjadi kunci bagi biologi adalah karbon, hidrogen, nitrogen, oxygen, phosphorus, dan sulfur (atau CHNOPS). Di dalam laut saat ini, fosforus dianggap sebagai nutrisi penyambung kehidupan paling terbatas dikarenakan fosforus merupakan kandungan kimiawi yang setidaknya paling dibutuhkan bagi reaksi kimiawi dapat tercipta.
Hinkel menggunakan Katalog Hypatia, sebuah database bintang yang tersedia bagi publik yang dia kembangkan, untuk menilai dan membandingkan rasio kelimpahan dari karbon, nitrogen, silikon, dan fosforus dari bintang sekitar dan dibandingkan dengan yang rata-rata berada di dalam plankton laut, kerak bumi, maupun sebagian besar silika di Bumi dan Mars.
“Tetapi sangat sedikit data mengenai kelimpahan fosforus suatu bintang” Ujar Hinkel “Fosforus data. “data fosforus hanya tersedia untuk sekitar 1% bintang. Hal tersebut membuat sangat sulit untuk mementukan trend yang jelas antara bintang, apalagi menentukan peran fosforus bagi evolusi suatu planet di luar tata surya," paparnya.
Elemen Rentang Sempit
Bukan karena suatu bintang yang kekurangan suatu fosforus, tetapi sangat sulit untuk menentukan elemen karena hal tersebut terdeteksi di wilayah dimana spektrum cahaya diobservasi biasanya: pada ujung suatu gelombang optikal (maupun visual) cahaya dan cahaya infrared. Kebanyakan penelitian spektroskopik tidak terbiasa untuk mencari elemen di rentang sempit tersebut.
“Matahari kita secara relatif memiliki kandungan fosforus yang tinggi dan biologi bumi membutuhkan sedikit tetapi mencukupi suatu kuantitas dari fosforus,” Ujar Hinkel.
“Dengan begitu, planet berbatu yang terbentuk di sekeliling bintang yang memiliki kandungan lebih sedikit fosforus, sangat berkemungkinan bahwa fosforus akan tidak tersedia bagi kehidupan berpontesial yang berada di permukaan planet. Dikarenakan hal tersebut, kita mendorong komunitas bintang untuk melakukan observasi fosforus sebagai prioritas kajian kedepannya dan juga sebagai pertimbangan desain teleskop.”
Ke depannya, penemuan ini dapat merevolusi bintang yang menjadi seleksi sasaran dari penelitian di masa depan dan penentuan dari peran elemen bagi deteksi planet di luar tata surya mengenai pembentukan formasi, dan layak tidaknya untuk berpenghuni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Selasa 16 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
- Hubungan Venezuela-AS Memanas, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement