Advertisement

Empat Dokter Inggris Meninggal saat Berjuang Hadapi Virus Corona

Andya Dhyaksa
Jum'at, 03 April 2020 - 18:47 WIB
Budi Cahyana
Empat Dokter Inggris Meninggal saat Berjuang Hadapi Virus Corona Adil El Tayar - Twitter

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Empat dokter di Inggris, Adil El Tayar, Alfa Sa'adu, Habib Zaidi dan Amged el-Hawrani meninggal dunia setelah positif terinfeksi virus Corona (Covid-19) saat merawat para pasien positif lainnya di Inggris.

"Mereka adalah pria yang berbakti untuk keluarga; dokter senior yang berkomitmen; dan 'pelayan' yang berdedikasi selama puluhan tahun bagi komunitas dan pasien mereka," kata Dr Salman Waqar Sekjend Asosiasi Medis Islam Inggris soal kontribusi keempat orang tersebut, seperti yang dikutip dari Aljazeera, Jumat (3/4/2020).

Advertisement

"Mereka memberikan pengorbanan tertinggi saat melawan penyakit ini. Kami mendesak semua orang untuk melakukan bagian mereka dan menghentikan kematian lebih lanjut dari yang terjadi--tinggal di rumah, melindungi NHS, dan selamatkan hidup ini."

NHS adalah Layanan Kesehatan Nasional Inggris. NHS merupakan "perusahaan" yang memiliki pekerja dari kalangan minoritas, Black and Minority Ethnic (BME). NHS setidaknya memiliki 40,1 persen pekerja BME, dan Adil, Alfa, Zaidi, serta Amged adalah para pekerja minoritas karena beragama muslim.

Mereka adalah para dokter muslim pertama yang harus merenggang nyawa akibat virus Corona. Keluarga dan pasien pun mengingat jasa empat dokter yang tertular virus corona saat berjuang untuk orang lain. 

Menurut Johnz Hopkins Universty and Medicine, jumlah kasus positif Corona di Inggris mencapai 34.173 orang per Jumat (3/4/2020) sore WIB. Sedangkan yang meninggal mencapai 2.926, termasuk Adil, Alfa, Zaidi, dan Amged. 

Berikut adala profil keempat dokter tersebut.

Amged el-Hawrani

Lahir di Sudan, anak kedua dari enam bersaudara, Amged el-Hawrani adalah konsultan telinga, hidung, dan tenggorokan di sebuah RS universitas di sebelah utara Inggris.

Sebelum meninggal pada Sabtu malam pekan lalu, Amged ditehui tidak memiliki penyakit bawaan yang mampu membuat nyawanya hilang secara mendadak. Adik bungsunya, Amal, memberikan penghormatan kepada saudaranya yang tanpa pamrih "menanggung beban orang lain" dan menjadi "figur ayah" setelah kematian kakak dan ayah tertua mereka.

"Amged adalah seseorang yang sangat kuat dalam karakter, baik secara mental dan fisik dengan cara yang tenang dan lembut," katanya. "Kekuatannya adalah kekuatan yang selalu digunakan untuk kebaikan. Dia adalah seorang pelindung yang berjuang untuk orang-orang."

Beberapa minggu sebelum kematiannya, el-Hawrani mengkhawatirkan ibunya yang sudah lanjut usia yang sakit lagi setelah sembuh dari pneumonia. El-Hawrani menyelesaikan shift malamnya dan berkendara cukup jauh untuk melihatnya di Bristol, di Inggris barat daya. Pada saat itu, ia memiliki gejala flu ringan yang membuatnya terlalu banyak bekerja.

Pemakamannya berlangsung pada hari Selasa, dengan hanya keluarga dekat yang hadir. Dia dimakamkan di Bristol.

Habib Zaidi

Habib Zaidi (76 tahun) pindah ke Inggris hampir 50 tahun yang lalu dan bekerja di Leigh-on-Sea di Essex, Inggris Tenggara. Pada Rabu lalu, ia meninggal setelah didiagnosisi positif mengidap Covid-19.

Sebelum meninggal, Zaidi sudah merasakan ada yang janggal dengan kondisi tubuhnya, yakni bergejala seperti terpapar virus Corona. Untuk itu, dia mengasingkan diri di rumahnya selama seminggu.

Atas kematiannya ini, keluarga dan kerabat Zaidi mengaku sangat sedih. Christine Playle (73) salah satu mantan pasien Zaidi yang melakukan operasi kecil kurang dari tiga minggu sebelum kematiannya, mengatakan dia "terkejut dan sedih".

"Dr Zaidi adalah seorang dokter yang sangat disukai dan dihormati dan merupakan perwujudan dari apa yang dicari semua orang di dokter umum mereka - ramah, peduli, ramah dan periang," katanya kepada AlJazeera.

Alfa Sa'adu

Alfa Sa'adu lahir di Nigeria dan bekerja dengan NHS selama hampir 40 tahun. Dia meninggal pada hari Selasa kemarin dalam usia 68 tahun setelah pertempuran dua minggu dengan virus tersebut.

Saat meninggal kemarin, ia sudah pensiun sebagai dokter. Dan ia menolong pasien positif sebagai sukarelawan.

Dilahirkan di Nigeria, Sa'adu memulai karir medisnya sebagai dokter konsultan di bidang kedokteran geriatri ketika ia datang ke London dan lulus dari University College Hospital Medical School pada tahun 1976. Dia kemudian menjadi direktur medis.

Putra Sa'adu, Dani mengatakan kepada Al Jazeera: "Dia adalah pria yang sangat bersemangat, yang peduli menyelamatkan orang. Segera setelah Anda berbicara dengannya tentang obat-obatan, wajahnya akan menyala. Dia bekerja untuk NHS selama hampir 40 tahun di berbagai rumah sakit di seluruh London.

Adil El Tayar

Adil El Tayar merupakan ahli bedah NHS yang meninggal pada 25 Maret lalu dalam usia 64 tahun. Ia merupakan konsultan transplantasi organ lulusan Universitas Khartoum pada tahun 1982.

El Tayar telah bekerja di Rumah Sakit Wilayah Hereford di barat Inggris sebagai sukarelawan di departemen darurat di tengah pandemi, di mana keluarganya percaya bahwa dia terkena virus.

Dia mulai mengasingkan diri ketika dia menunjukkan gejala tetapi akhirnya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan pada ventilator.

Duta Besar Inggris untuk Sudan, Irfan Siddiq, memberikan penghormatan kepada ayah empat anak di Twitter dan berterima kasih kepada petugas kesehatan di mana-mana karena menunjukkan "keberanian luar biasa".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Stok dan Aksi Donor Darah di Wilayah DIY Hari Ini, Selasa 19 Maret 2024

Jogja
| Selasa, 19 Maret 2024, 10:27 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement