Advertisement
Bantu Ety Bebas dari Hukuman Mati, Pemprov Jabar Galang Dana
Advertisement
Harianjogja.com, BANDUNG — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat telah berupaya semaksimal mungkin turut membebaskan Ety binti Toyyib Anwar, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Majalengka, dari ancaman hukuman mati atau qisas.
Diketahui, pada 2001 Ety bekerja di Kota Taif, Arab Saudi dan dipenjara karena disangka meracuni majikannya, Faisal al – Ghamdi. Selama hampir 19 tahun penantian, Ety terus dibayangi hukuman mati.
Advertisement
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pada Mei 2019 dirinya mendapat laporan dari Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menerima surat dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Jeddah perihal penggalangan dana diyat untuk membebaskan Ety dari hukuman mati.
“KJRI berkoordinasi dengan Lajnah Awfu Taif untuk memastikan dana diyat buat Ety yang ditransfer Pemerintah via KBRI Riyadh telah masuk ke penanggung jawab rekening di sana, yaitu kantor gubernur Riyadh,” tutur Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, Jumat (12/7/19) malam.
Keluarga al – Ghamdi mengajukan uang tebusan atau dana diyat kepada hakim yang mengadili Ety. Awalnya, lanjut Emil, hakim memutuskan dana diyat sebesar 30 juta real. Namun setelah melalui proses panjang, diyat turun menjadi 5 juta real. “Dan setelah dinegosiasikan lagi disepakati diyat 4 juta real,” sebut Emil.
Emil menceritakan, sejak kesepakatan itu, KJRI berupaya menggalang dana untuk membayar diyat 4 juta real atau sekitar Rp15,2 miliar. Pemerintah berpacu dengan waktu, karena jika dana diyat tersebut tidak terpenuhi maka Ety akan dihukum mati dengan cara dipancung.
“Pemdaprov Jabar tidak tinggal diam. Kami pun menggalang dana untuk pembebasan Ety. Pada bulan Ramadan lalu saya bertemu dengan Dubes Arab Saudi meminta pengampunan untuk Ety,” katanya.
Emil menyebutkan, beberapa upaya yang dilakukan dengan mengumpulkan shodaqoh ASN Pemdaprov Jabar melalui rekening Jabar Peduli yang dilakukan dua tahap. Tahap pertama terkumpul Rp1 miliar dan sudah ditransfer. Tahap kedua terkumpul Rp400 juta.
Namun karena diyat keburu terpenuhi, dana tahap kedua ini masih ada di rekening Jabar Peduli. “Karena dana diyat sudah terpenuhi, shodaqoh yang Rp400 juta dari ASN tetap tersimpan di rekening Jabar Peduli,” kata Emil.
Emil juga telah meminta Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jabar dan pihak perbankan terutama Bank bjb agar dapat mengeluarkan shodaqohnya. “Kami juga selalu berkoordinasi dengan Pemkab Majalengka untuk penggalangan dana ini,” katanya.
Hingga kini, Disnakertrans Jabar tetap berkomunikasi dengan KJRI untuk menunggu proses administrasi Mahkamah Pengampunan sampai akhirnya Ety binti Toyyib Anwar dapat dipulangkan ke Tanah Air. “Semoga cepat-cepat bisa pulang ke Majalengka,” harap Emil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
Advertisement
Advertisement