Advertisement
Hadapi Perang Dagang AS-China, Pemerintah Indonesia Perlu Lakukan Ini ...
Perang dagang AS-China - istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Menghadapi perang dagang AS - China yang masih berkepanjangan, pemerintah Indonesia perlu mempersiapkan pendekatan antisipatif.
Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan insiatif baru atau kebijakan antisipatif diperlukan perang dagang AS-China tidak menimbulkan efek negatif yang serius bagi perekonomian dalam negeri.
Advertisement
“Pemerintah dan DPR tidak boleh pasif dan perlu merumuskan berbagai inisiatif baru untuk menyiasati periode ketidakpastian global yang tereskalasi akibat potensi rusaknya sistem dan mekanisme perdagangan dunia akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China,” kata Bambang kepada wartawan, Minggu (9/6/2019).
Bambang mengataka salah satu dampak dari fenomena itu adalah kinerja ekspor akan melemah sehingga defisit neraca perdagangan bisa berkepanjangan.
BACA JUGA
"Laju ekspor sejumlah komoditas unggulan Indonesia, seperti minyak sawit mentah atau CPO (crude palm oil) dan karet, tidak akan mulus lagi," kata Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo.
Bamsoet menyebutkan bahwa pada saat yang sama, ada potensi pasar Indonesia yang besar akan dibanjiri produk impor. Salah satunya adalah produk baja dari China.
Sedangkan dampak ikutan lainnya adalah meningkatnya permintaan valuta asing akibat tingginya volume impor. Tingginya permintaan valuta asing juga berpotensi mendepresiasi rupiah, kata Bamsoet.
Bamsoet pun mengimbau agar berbagai kemungkinan buruk itu diantisipasi. Pemerintah dan DPR harus bersiasat, agar ketidakpastian global itu tidak menimbulkan kerusakan serius.
Apalagi, lanjut dia, Indonesia memiliki modal dasar yang cukup mumpuni untuk menghadapi karut marut perdagangan global itu.
Indonesia masih sangat potensial menarik investasi asing. Pembangunan infrastruktur yang merata di semua daerah juga dapat merangsang investor lokal untuk berbisnis.
"Motor pertumbuhan lainnya adalah konsumsi masyarakat yang akan diupayakan tetap tinggi oleh pemerintah. Semua itu masih ditambah lagi dengan naiknya tingkat keyakinan komunitas pebisnis mancanegara, sebagaimana tercermin dari pernyataan tiga lembaga pemeringkat internasional, yakni Standard and Poor"s atau S&P Global Rating, Fitch Ratings dan Moody’s," kata Bamsoet.
"Modal dasar itu bisa dieksploitasi untuk mempertebal daya tahan ekonomi nasional. Syarat utamanya adalah terjaganya stabilitas keamanan nasional, ketertiban umum dan terjaganya stabilitas politik," tambah Bamsoet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Sumber Air Minum dari Sumur Bor, BPKN Bakal Klarifikasi Aqua
- Jawa Tengah Bakal Memiliki KRL, Ini Bocoran Rutenya yang Dilalui
- Rahasia Menggandakan Kekayaan Ala Jeff Bezos
- Donald Trump Jadi Saksi Penandatanganan Damai Thailand dan Kamboja
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
Advertisement
Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Senin 27 Oktober 2025
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Minggu 26 Oktober 2025
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 26 Okt 2025, dari Jogja ke Kutoarjo
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Minggu 26 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Minggu 26 Oktober 2025
- Bayi Perempuan Ditemukan Dalam Kotak Styrofoam di Prambanan Sleman
- Akbar dan Sefina Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng DIY 2025
- Pemkab Bantul Siapkan Pemulihan Pasar Seni Gabusan Pascakebakaran
Advertisement
Advertisement



