Advertisement
Sandiaga Melayat Petugas KPPS Pekanbaru Yang Meninggal
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno. - Suara.com/Ria Rizki
Advertisement
Harianjogja.com, RIAU--Meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 membuat Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno ikut trenyuh. Ia pun melakukan takziah ke rumah petugas yang meninggal dunia, Hazairin, di Jalan Bunga Tanjung, Kelurahan Delima, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (18/5/2019).
Sandiaga bersama rombongan tiba di kediaman almarhum pukul 10.40 WIB. Sandiaga disambut hangat oleh istri dan empat anak almarhum. Masih tampak duka menyelimuti keluarga almarhum Hazairin yang meninggal akibat kelelahan dalam tugas pemilu serentak, tepatnya pada 29 April lalu. Hazairin adalah satu dari 15 orang penyelenggara Pemilu 2019 di Riau yang meninggal dunia.
Advertisement
"Saya bersama keluarga besar almarhum Bapak Hazairin, putra dan putrinya di sini baru saja selesai takziah, kita semua berdoa agar Pak Hazairin husnul khotimah. Semoga perjuangan beliau diridai Allah SWT," ujar Sandiaga Uno.
Dari dialog Sandiaga bersama keluarga, almarhum dikenang sebagai sosok pekerja keras dan bertanggung jawab.
"Mendengar cerita tadi, bapak ini sangat inspiratif dan sangat berdedikasi tinggi. Beliau bertanggung jawab, komitmen dengan pekerjaan beliau untuk mengawal demokrasi kita, agar bisa berjalan dengan baik," ujar Cawapres yang lahir di Riau tersebut.
Sandiaga juga memberikan santunan kepada keluarga almarhum. Kehadiran Sandi mendapatkan sambutan antusias dari warga sekitar. Khususnya kaum ibu yang meminta berswafoto dengan Sandiaga.
Istri almarhum, Yulita Harni (53) sangat menyambut baik kunjungan Sandiaga Uno ke kediamannya.
Yulita menuturkan suaminya yang berumur 55 tahun tersebut kondisi kesehatannya sempat menurun sebelum menjalankan tugas sebagai Ketua KPPS di TPS 029 Tampan. Almarhum sempat dirawat di rumah sakit.
"Lima hari sebelum pencobloson, bapak sempat dirawat di rumah sakit. Lalu sehari sebelum 17 April, bapak keluar RS dan bertugas pada saat pencoblosan. Tapi sehari setelahnya kondisinya kembali menurun," ujarnya lagi.
Dia menambahkan, almarhum tetap memaksakan diri untuk berkendara menggunakan sepeda motor, lalu terjatuh. Pada 21 April, Hazairin dirawat kembali di RS, tapi kondisinya terus menurun hingga mengembuskan napas terakhir pada 29 April 2019. Pihak RSUD sempat mengeluarkan diagnosa tentang penyakit yang diderita almarhum.
Hazairin yang bekerja sebagai tukang las itu, meninggalkan istri dan anaknya. Dua anaknya telah bekerja dan dua lagi masih berstatus sebagai pelajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pastikan Stok Aman, Sleman Tambah 169.000 Tabung LPG 3 Kg
Advertisement
Menyusuri Sungai Sekonyer, Gerbang Wisata Orang Utan Tanjung Puting
Advertisement
Berita Populer
- Resep Shabu-Shabu Jepang Praktis untuk Menu Tahun Baru 2026
- Volume Sampah Jogja Naik 50 Persen saat Libur Nataru
- Persebaya Waspadai Persijap pada Laga Tunda Super League
- Dua Awan Panas Guguran Terjadi di Merapi, Aktivitas Tetap Aman
- Rusia Minta AS Menahan Diri di Tengah Risiko Konflik Nuklir
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Timnas Futsal U-19 Indonesia ke Final Seusai Hajar Vietnam 7-3
Advertisement
Advertisement



