Advertisement

Saat Korban dan Pelaku Bom Ditemukan, Batal Nikah Sampai Siram Muka Teroris Jadi Kisah Memilukan

Newswire
Jum'at, 15 Februari 2019 - 10:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Saat Korban dan Pelaku Bom Ditemukan, Batal Nikah Sampai Siram Muka Teroris Jadi Kisah Memilukan Vivi Normasari, penyintas tragedi bom JW Marriott 2003. - Suara.com/Ummi Hadyah Saleh

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Ada moment mengharukan sekaligus menggugah emosi dalam peluncuran dan bedah empat buku karya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) Komjen Polisi Suhardi Alius di Gedung Lemhannas, Jakarta, tadi malam, Kamis (14/2/2019). Sebab, salah satu pelaku bom Bali I, Ali Imron, dipertemukan denganĀ  salah satu korban bom JW Marriot 2003, Vivi Normasari dan para korban lainnya.

Vivi tampak meluapkan emosinya saat mengungkapkan kembali peristiwa kelabu pada 5 Agustus 2003 itu. Ia menceritakan, saat kejadian itu, ia sedang membahas persiapan pernikahan bersama calon suami dan koleganya.

Advertisement

"Pada 5 Agustus 2003, saya makan siang bersama calon saya dan koleganya membahas kepanitiaan pernikahan kami, yang rencananya diadakan bulan November. Namun tepat jam 12 lewat, musibah itu menimpa saya dan teman-teman," cerita Vivi, Kamis.

Akibat dari kejadian bom itu, dirinya harus menanggung penderitaan akibat luka berat di tubuhnya. Harus menjalani operasi beberapa kali di tangan. punggung, kaki, serta pinggang. Vivi menjalani pengobatan sampai tujuh bulan. Bahkan pernikahannya mengalami tiga kali pengunduran karena ia tidak siap menerima kondisi tubuhnya.

"Yang paling berat dari kejadian ini, saya tidak siap untuk menghadapi pernikahan. Untuk berdiri di pelaminan pada saat itu, dan bagaimana menyalami dengan tangan yang dibungkus dan digips. Saya tak sanggup, akhirnya saya memutuskan untuk tidak jadi menikah dan itu ukuran saya terberat ketimbang dari sakit saya," kata Vivi sembari berlinang air mata.

Setelah tragedi bom itu, dirinya menjadi pribadi yang memiliki sifat pemarah. Bahkan dirinya tidak sanggup kembali bekerja dengan kondisi fisik akibat menjadi korban pengeboman JW Marriot. Butuh waktu lama, sampai akhirnya ia bisa berada dalam kondisi survive dan lebih tenang.

"Sampai saya konseling dengan psikolog dan psikiater, akhirnya mereka menyampaikan bahwa semuanya harus dihadapi, harus ikut dengan program mereka, di mana kita harus bisa berdiri di lokasi pada saat kejadian. Makanya saya ke Marriot, survive merangkak dari [Mal] Ambassador sampai saya berada di titik di mana saya berada, dan itu memang membuat agak sedikit tenang," kata Vivi.

Setelah berada dalam kondisi yang tenang, ia akhirnya memutuskan memenuhi ajakan untuk menghadiri perayaan mengenang peristiwa kejadian bom di JW Marriot. Di acara itu, ia bertemu dengan para korban yang lukanya atau kondisinya lebih parah dari dirinya. "Luka mereka lebih parah dari saya, luka bakar mereka terlihat sekali dan mereka santai. Maksud saya bukan santai, namun mereka ikhlas menerima keadaan mereka akhirnya saya berpikir mengapa saya tidak [khlas) seperti mereka," ucapnya.

Sempat Caci Maki

Vivi Normasari mengaku saat ini sudah merasa ikhlas meski kedua tangannya cacat permanen akibat peristiwa bom JW Marriot. Kemudian dirinya juga merasakan trauma psikis rasa malu selama bertahun-tahun.

Dirinya sangat dendam dengan Ali Fauzi, otak Bom Bali dan adik dari teroris Amrozi itu. "Mungkin tidak ada di sini [Ali Fauzi], pertama kali saya bertemu dengan Bang Ali itu saya nangis. Saya ingin sekali melihat muka beliau dan saya kasih garam, saya kasih cuka supaya dia merasakan bagaimana perihnya saya dan teman-teman," ucap Vivi.

Namun pada pertemuan dengan Ali ketika itu, saat Vivi mengeluarkan sumpah serapahnya kepada Ali Fauzi, Ali menangis. Ia heran mantan teroris bisa menangis. Namun ketika itu, ia melihat ketulusan Ali Fauzi untuk hijrah dan perlahan bisa menerima kondisi dirinya.

"Tapi pada saat itu saya caci-maki, beliau diam malah menangis, terus saya bilang kenapa teroris bisa nangis? Akhirnya saya trenyuh bahwa oh ternyata apa yang disampaikan beliau, ketulusan beliau untuk hijrah, untuk tobat, saya dan teman-teman akhirnya bisa menerima," ucap Vivi.

Vivi Normasari juga mengaku bersyukur, bisa dipertemukan dengan mantan teroris Ali Imron yang hadir di acara itu. Ia juga berpesan agar Ali Imron tetap setia dan cinta NKRI. "Dan bersyukur sekali, hari ini saya bisa bertemu dengan Pak Ali Imron. Bapak dapat salam dari teman-teman penyintas bahwa mereka berpesan kepada Bapak, semoga bapak semakin mencintai NKRI dan setiap hela napas bapak adalah untuk menjaga NKRI ini untuk tidak ada pembom lainnya di negeri kita," ungkapnya sembari menangis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Korban Apartemen Malioboro City Bakal Bergabung dengan Ratusan Orang untuk Aksi Hari Buruh

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement