Advertisement
Kisah Orang Tua yang Bayinya Terlahir Tanpa Anus dan Jantung Bocor
Anke Indah Mawarni, 39, warga Kampung Ranudimejan, Kelurahan Banaran, Kecamatan Boyolali Kota, Boyolali, menemani bayinya Sagan Al Fatih, 6 bulan, di rumahnya, Rabu (13/2/2019). (Solopos - Akhmad Ludiyanto)
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI—Medio Agustus 2018 silam, Anke Indah Mawarni masih berada di salah satu ruang RSU PKU Aisyiyah Boyolali. Ia mulai siuman pascaoperasi caesar kelahiran putra keduanya, namun tubuhnya masih sangat lemah.
Keberadaan kerabatnya yang turut berada di RSU membuat Kampung Ranudimejan, Kelurahan Banaran, Kecamatan Boyolali Kota, Boyolali ini turut merasa bahagia.
Advertisement
Ketika perlahan, tenaganya mulai pulih, ia melakukan gerakan-gerakan kecil di tempat tidur rumah sakit tempatnya harus beristirahat. Tetapi saat itu ia merasa ada berbeda, karena kerabatnya tetap berada di sekelilingnya dalam jangka waktu relatif yang lama.
Dengan segala kekuatan yang dimiliki, Anke ini pun memberanikan diri untuk bertanya, apa sebenarnya yang terjadi sekaligus menanyakan keberadaan bayi yang baru saja dilahirkan. “Saya curiga, ada apa-apa dengan anak saya. Lalu mereka bilang bayinya masih dalam ruang perawatan,” kata Anke saat ditemui JIBI/Solopos, di rumahnya, Rabu (13/2/2019).
BACA JUGA
Belakangan dia diberi tahu bahwa bayinya mengalami kelainan di bagian anus. “Anak saya punya anus tapi karena ususnya pendek jadi anusnya rapat dan tidak tersambung dengan usus. Lalu anak saya langsung dibawa ke umah sakit RSUP dr. Soeradji Klaten,” ujarnya.
Anke sangat sedih dengan kondisi anaknya yang dinamai Sagan Al Fatih, namun dia hanya bisa pasrah karena dia juga harus berada di rumah sakit untuk memulihkan diri.
Bocor Jantung
Pemilik warung makan ini menambahkan di rumah sakit Klaten tersebut Sagan dioperasi di bagian pinggang untuk mengganti lubang anus. Setelah beberapa hari kemudian kondisinya membaik, Sagan dibawa pulang ke Boyolali dan berkumpul dengan keluarga.
“Tapi beberapa hari kemudian, Sagan kelihatan sesak napas dan badannya agak biru. Lalu kami bawa ke PKU [Aisyiyah Boyolali], tetapi mereka tidak sanggup karena badan anak saya sudah biru, lalu kami bawa anak saya ke Klaten lagi. Setelah diperiksa di sana, diketahui bahwa anak saya juga mengalami kebocoran jantung,” ujar Anke sambil melayani pembeli di warungnya.
Anke melanjutkan ceritanya. Selain mengalami masalah di anus dan jantung, Sagan juga diketahui mengalami gangguan pada ginjalnya. “Kata dokter, kalau Sagan pipis sebagian urinenya keluar, tetapi sebagian kembali lagi ke ginjal. Makanya sekarang juga dipasangi kateter,” kata Anke yang terlihat tabah.
Atas penderitaan anaknya itu, istri Susanto, 47, itu harus bolak-balik Boyolali-Klaten untuk memeriksakan kondisi kesehatan Sagan. “Saya dan suami bolak-balik Klaten-Boyolali intuk memeriksakan Sagan. Kalau saya pas ke Klaten, kakaknya [anak sulung] saya titipkan di rumah pakdenya.”
Kontrol
Saat ini mereka fokus pada penanganan medis Sagan khususnya untuk penyembuhan anus buatan. Sedangkan masalah kebocoran jantung dan gangguan ginjal dilakukan berikutnya. “Kontrol ginjal nanti bulan Maret di RSUP Sardjito Jogja dan kontrol jantung April juga di Jogja.”
Sekitar lima bulan mengurus Sagan, keluarga ini tidak memiliki pemasukan keuangan karena mereka harus menutup warung untuk sementara waktu. Biaya untuk operasional banyak dibantu keluarganya, sedangkan biaya medis sebagian ditanggung BPJS.
Susanto, suami Anke mengatakan biaya rutin yang dia keluarkan dalam sebulan untuk Sagan sekitar Rp700.000-Rp800.000. “Sekarang warung kami sudah buka lagi untuk menyambung hidup,” kata Susanto,
Keduanya berharap anaknya segera dioperasi agar bisa sembuh dari deritanya sehingga bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
- PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan, Palestina Angkat Bicara
Advertisement
Bakmi Jawa, Apem Contong, dan Tradisi Nyumbang Jadi WBTB Gunungkidul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Junta Myanmar Bantah Korban Sipil dalam Serangan RS Rakhine
- Fasilitas Kesehatan Terdampak Bencana Mulai Pulih Bertahap
- Banjir Bandang Probolinggo Rusak 7 Jembatan dan 40 Rumah Warga
- Tunggal Putri Bulutangkis Indonesia Gagal Raih Emas SEA Games 2025
- Produk Rumah Tangga Berisiko Tingkatkan Gangguan Kehamilan
- Voli Pantai Putra Indonesia Jaga Rekor Tak Terkalahkan di SEA Games
- Buntut Kisruh, Polda Metro Jaya Evaluasi SOP Penarikan Kendaraan
Advertisement
Advertisement




