Advertisement
Hanya Kecerobohan yang Bisa Mengubah Jarak Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf & Prabowo-Sandi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Debat Pilpres 2019 ronde pertama pada 17 Januari lalu rupanya tak banyak memengaruhi sikap pemilih. Selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno akan tetap sekitar 20% sampai Pemilu 2019 pada April nanti, kecuali ada kecerobohan dari masing-masing calon.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengatakan minimnya pengaruh elektoral terhadap dua pasangan capres-cawapres setelah debat adalah sedikitnya masyarakat yang menonton debat secara utuh.
Advertisement
Peneliti LSI, Adjie Alfaraby mengatakan masyarakat yang menonton debat secara utuh hanya 14,9% populasi, dan 50,6% menonton sebagian.
Sebanyak 82,1% penonton debat tidak akan mengubah pilihan capres-cawapresnya, dan hanya 5,8% yang mengubah pilihan setelah menonton debat. Sementara, 12,1% tidak menjawab.
Adjie mengatakan 5,8% penonton debat yang mengubah pilihan tersebut hanyalah 2,9% populasi masyarakat. Dengan demikian, pasangan calon ataupun timses tidak bisa hanya mengandalkan debatuntuk menjaring suara.
"Inilah efek riil debat. Debat capres pertama kemarin hanya punya pengaruh 2,9% untuk mengubah peta dukungan secara nasional," jelas Adjie di kantor LSI, Rabu (30/1/2019).
Hasilnya terlihat dari elektabilitas kedua pasangan calon yang cenderung landai. Jokowi-Ma'ruf yang sebelumnya memiliki elektabilitas 54,2% kini meningkat menjadi 54,8%. Adapun Prabowo-Sandiaga sebelumnya 30,5% menjadi 31,0% pada Januari 2019.
Menurut Adjie, tidak signifikannya efek elektoral cukup wajar, sebab selisih elektabilitas kedua pasangan calon masih relatif tinggi.
"Di Amerika misalnya, para scientist banyak menganalisis bahwa kalau selisih capres di bawah 5%, debat bisa berpengaruh," jelas Adjie.
Adjie mengatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi tak akan banyak berubah hingga Pilpres April nanti, yakni terpaut lebih dari 20%.
"Kecuali memang ada blunder yang fatal. Terkait dengan pernyataan yang menyentuh isu sensitif. Misalnya isu primordial, dan blunder yang lain," tambahnya.
Adji mengatakan kedua timses masih punya pekerjaan rumah untuk menjaring pemilih dari kalangan ekonomi rendah dan wilayah pedesaan, yang tidak terlalu terpengaruh agenda debat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 80 Persen Lebih Warga Gaza Mengungsi Sejak Serangan Israel 7 Oktober
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
Advertisement

Uji Kelayakan Bus, Garasi PO di Sleman Didatangi Petugas, Begini Hasilnya
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Dua Ambulans di Jalur Gaza Ditembaki Pasukan Israel
- Presiden Jokowi Tunjuk Marthinus Hukom jadi Kepala BNN, Ini Profil Singkatnya
- Arus Lalu Lintas Cenderung Landai, Tak Ada Diskon Tarif Tol Saat Libur Nataru
- Ditjen Hubdat Gelar Mudik Gratis saat Libur Natal dan Tahun Baru, Begini Cara Daftarnya
- Besok, Polda Metro Jaya Kembali Panggil Tersangka Firli Bahuri
- Jokowi Tepis Tudingan Agus Rahardjo yang Mengaku Dimarahi dan Diminta Hentikan Kasus E-KTP
- Jokowi Perintahkan Mahfud MD Tangani Pengungsi Rohingya
Advertisement
Advertisement