Advertisement

Setelah Gereja di Filipina Dibom, Kini Giliran Masjid Dilempar Granat

Newswire
Rabu, 30 Januari 2019 - 11:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Setelah Gereja di Filipina Dibom, Kini Giliran Masjid Dilempar Granat Ilustrasi bom, - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, MANILA--Tiga hari pasca bom kembar di sebuah gereja Katolik di Filipina yang menewaskan 21 orang, kini sebuah granat dilemparkan ke dalam salah satu masjid di Filipina selatan, Rabu (30/1/2019) dini hari. Peristiwa ini menewaskan dua orang dan melukai empat orang lain.

Insiden terjadi setelah tengah malam di Zamboanga, provinsi yang mayoritas penduduknya beragama Kristen di wilayah Mindanao. Zamboanga berada tidak jauh dari kepulauan Sulu yang kebanyakan Muslim, tempat insiden pengeboman gereja pada Minggu.

Advertisement

Militer menyerukan agar komunitas-komunitas di Mindanao bersatu dan mendesak masyarakat supaya tidak berspekulasi di media sosial yang dapat menyebarkan informasi yang tak akurat.

Komandan satgas wilayah Kolonel Leonel Nicolas menekankan bahwa insiden tersebut "bukan aksi balas dendam".

Serangan terjadi beberapa jam setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dalam siaran televisi bahwa ledakan ganda yang menewaskan 21 orang di Pulau Jolo kemungkinan serangan bunuh diri.

Komentarnya bertentangan dengan pernyataan para pejabat keamanan lain namun, jika dibenarkan, hal tersebut dapat menjadi salah satu kasus serangan bunuh diri pertama di Filipina dan konsisten dengan pengakuan kelompok ISIS yang disiarkan melalui kantor berita miliknya, Amaq.

Insiden-insiden tersebut menyusul referendum 21 Januari yang berjalan damai dan sukses. Para pemilih menyetujui otonomi bagi sekitar lima juta penduduk di daerah-daerah yang mayoritas Muslim di Mindanao, menyusul perjuangan separatis selama beberapa dekade yang telah menewaskan sedikitnya 120.000 orang.

Muslim merupakan minoritas di Filipina yang penduduknya kebanyakan beragama Katolik dan mewakili sekitar 25% dari penduduk di wilayah Mindanao.

Kekerasan sektarian sangat jarang terjadi di sana dan rencana otonomi yang bertujuan mengatasi kemiskinan, keterbelakangan dan kekerasan yang kronis, sebagian besar didukung oleh seluruh rakyat Filipina.

Dewan Ulama Semenanjung Zamboanga mengecam apa yang disebut sebagai satu "tindakan keji, tidak masuk akal dan tidak manusiawi" dan mendesak semua orang untuk tetap waspada.

Pemerintah meyakini faksi dari kelompok Abu Sayyaf menjadi dalang pengeboman di gereja. Saat kelompok tersebut berjanji setia kepada ISIS, kelompok tersebut terdiri dari sejumlah faksi dengan tujuan yang berbeda dan banyak terlibat dalam kasus pembajakan dan penculikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Digelontor Danais Rp2,57 Miliar, 4 Kalurahan di Menoreh Ini Bakal Bangun Instalasi Air Bersih

Kulonprogo
| Jum'at, 19 April 2024, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement