Advertisement
Amerika Serikat dan Rusia Saling Ancam soal Isu Nuklir

Advertisement
Harianjogja.com, MOSKOW– Otoritas pemerintah Amerika Serikat dan Rusia saling ancam terkait isu penarikan AS dari perjanjian antisenjata nuklir.
Presiden Donald Trump berencana untuk menarik Amerika Serikat (AS) keluar dari perjanjian antisenjata nuklir antara AS dan Rusia. Tindakan tersebut menimbulkan reaksi dari Moskow yang memperingatkan akan kemungkinan pembalasan dari Kremlin.
Advertisement
Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) yang dinegosiasikan antara Presiden Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada 1987 mengharuskan kedua negara menyingkirkan rudal nuklir dan konvensional jarak dekat dan menengah mereka. Trump menganggap Rusia telah melanggar perjanjian ini dengan pengembangan rudalnya.
Otoritas AS percaya Moskow sedang mengembangkan dan telah mengerahkan sebuah sistem peluncur di darat yang memungkinkannya meluncurkan serangan nuklir di Eropa dalam waktu singkat dan merupakan pelanggaran perjanjian INF. Rusia secara konsisten membantah tuduhan tersebut.
"Rusia tidak, sayangnya, menghormati perjanjian itu sehingga kami akan mengakhiri perjanjian dan kami akan menariknya," kata Trump seusai kampanye di Nevada pada Sabtu (20/10/2018).
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pada Minggu bahwa penarikan sepihak oleh AS akan "sangat berbahaya" dan mengarah pada pembalasan "militer-teknis".
"Tapi kami lebih suka hal-hal tidak sampai sejauh itu," kata Ryabkov yang dikutip TASS dan dilansir Reuters, Senin (22/10/2018).
Sementara juru bicara Kremlin mengatakan, Presiden Vladimir Putin akan mencari jawaban dari penarikan AS tersebut saat dia bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton di Moskow pekan ini.
Salah satu penandatangan kesepakatan INF, Mikhail Gorbachev yang kini sudah berusia lanjut mengatakan, penarikan AS keluar dari INF akan menjadi sebuah kesalahan besar.
Langkah itu, menurut pria berusia 87 tahun itu, akan secara efektif merusak semua upaya yang dia dan konterpartnya dari AS lakukan untuk mengakhiri perlombaan senjata pada Perang Dingin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Tegas! UGM Tolak Peserta Masuk Ujian Mandiri yang Tak Sesuai Aturan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- Bayar PBB Kini Bisa Gunakan Aplikasi Lokal, Ini Caranya
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement