Advertisement
SBMPTN 2014 : Tak Terfasilitasi, Ini Keluhan Peserta SBMPTN dengan Kebutuhan Khusus

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang memiliki kebutuhan khusus mengkritisi pelaksanaan ujian, Senin (17/6/2014). Peserta berkebutuhan khusus itu menganggap SBMPTN tidak ramah terhadap keterbatasan fisik yang mereka alami.
Fakta itu mereka perlihatkan dalam bentuk fisik naskah ujian tulis. Baik naskah soal maupun lembar jawab tidak berwujud braille seperti yang mereka dapat saat momen Ujian Nasional (UN) lalu. Tidak hanya dari sisi itu saja, ruang tempat ujian pun tidak mampu mengakomodir kebutuhan peserta dengan keterbatasan fisik.
Advertisement
Ridwan Akbar, 17, peserta berkebutuhan khusus kategori tunanetra yang mengikuti tes di SMK Negeri 5 Jogja mengaku tidak dapat berkonsenstrasi penuh untuk memecahkan materi yang diujikan dalam SBMPTN. Ketiadaan soal braille jelas menjadi kendalanya. Materi ujian yang dia dapat harus dibacakan oleh pengawas ujian, namun itu tetap tidak efektif. Selain itu, toleransi tambahan waktu bagi dia hanya singkat, yakni cuma 15 menit, tidak berbeda jauh dengan peserta reguler.
"Tambahan waktunya sangat singkat, banyak soal sulit saya cerna karena saya tidak bisa menelaahnya sendiri," ujarnya usai mengerjakan tes kompetensi dasar, Selasa (17/6/2014).
Pujianto, penerjemah sekaligus pendamping peserta difabel di SMK Negeri 5 Jogja mengaku prihatin dengan tidak terakomodirnya para penyandang difabel dalam SBMPTN. Sebagai penerjemah Pujianto melihat peserta yang dia dampingi harus ekstra konsentrasi agar dapat memahami soal.
"Saya sudah membacakan soal empat hingga lima kali. Tapi kan tetap susah bagi mereka untuk mencerna ragam soal. Apalagi teks mata ujian bahasa Indonesia begitu panjang. Kemampuan mereka untuk mengingat apa yang saya bacakan kan juga terbatas," paparnya mengeluhkan.
Belum lagi, sambungnya, ketika peserta difabel dihadapkan dengan soal bergambar. Padahal ada beberapa soal di antaranya yang memuat gambar kemudian disuruh mencari penjelasan inti.
Koordinator Humas SBMPTN Panlok 46 Jogja, Anwar Efendi menjelaskan, panitia cuma punya waktu sekitar sebulan untuk menyiapkan segala pernak-pernik ujian, termasuk pembuatan soal.
"Kalau UAN kan waktu persiapannya lama. Ini SBMPTN sangat singkat, jadi kami akui sarana soal braile belum terpenuhi. Tapi ke depan hal itu jelas jadi evaluasi kami untuk penyelenggaraan yang lebih baik," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ketua Komisi VI DPR Tegur Trans7 soal Tayangan Kiai Lirboyo
- Ragunan Buka Sampai Malam, Penerangan dan Mobil Angkutan Ditambah
- Sejumlah Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Hari Ini
- Kata Menaker Yassierli soal Isu Bantuan Subsidi Upah Tahap Dua
- Polisi Sebut KKB Kembali Bakar Gedung Sekolah di Kiwirok
Advertisement

Pemkot Jogja Targetkan Pengurangan Sampah ke Depo 60 Ton per Hari
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Impor BBM Swasta Masih Tahap Negosiasi, Kata Pertamina
- 500 Mahasiswa UIN Pekalongan Ikuti KKN Ekoteologi dan Pertanahan
- Suhu Udara Terasa Panas, Begini Penjelasan BMKG
- Kejagung Umumkan Mutasi 73 Pejabat Termasuk Kajati DIY
- PKL di Sekitar Jembatan Pandansimo Bakal Ditertibkan
- Truk Pengangkut 9 Ton Kunyit Terguling di Alas Tunggangan Wonogiri
- Video Viral Mobil Tanpa Pengawalan, Ini Tanggapan Sultan HB X
Advertisement
Advertisement