Advertisement
KASUS CEBONGAN : Garis Komando Penembakan di Lapas Sleman Tetap Tak Terungkap

Advertisement
[caption id="attachment_429875" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/23/kasus-cebongan-garis-komando-penembakan-di-lapas-sleman-tetap-tak-terungkap-429873/lapas-cebongan-gigih-m-hanafi-20" rel="attachment wp-att-429875">http://images.harianjogja.com/2013/07/LAPAS-Cebongan-Gigih-M-Hanafi1-370x246.jpg" alt="" width="370" height="246" /> Foto Lapas Cebongan
JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi[/caption]
Harianjogja.com, BANTUL-http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/23/kasus-cebongan-penyerang-heru-ada-8-orang-429603" target="_blank">Persidangan perkara penembakan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB, Cebongan Sleman telah selesai memeriksa puluhan saksi dan terdakwa. 31 Juli mendatang, Oditur mengagendakan penuntutan terhadap terdakwa.
Advertisement
Hingga akhir pemeriksaan saksi dan terdakwa, isu garis komando yang melatari tragedi berdarah itu tetap tak terungkap.
Pengadilan Militer Jogja sedikitnya telah menghadirkan hingga 55 saksi di persidangan untuk Berkas I dengan terdakwa Serda Ucok Tigor Simbolon, Serda Sugeng Sumaryanto dan Koptu Kodik.
Selasa (23/7/2013), merupakan babak terakhir pemeriksaan dengan meminta keterangan kepada terdakwa serta menghadirkan tiga saksi dari petugas Lapas, satu saksi Anggota Kopassus Ikhmawan Suprapto dan tiga saksi tahanan Lapas.
Hingga pemeriksaan yang terakhir, kabar dugaan adanya garis komando yang melatari penyerangan Lapas Cebongan tak terungkap ke permukaan.
Pada persidangan, baik Oditur, Hakim maupun Penasihat Hukum hanya mengungkap kembali kronologi penyerangan Lapas sejak dari awal terdakwa berlatih di Gunung Lawu, Karanganyar hingga berujung ke penembakan empat tersangka pembunuh Anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Heru Santoso. Pertanyaan besar soal garis komando tak pernah muncul.
Dalam pemeriksaan tersebut terdakwa tetap mengklaim penembakan itu tak terencana.
Sebanyak sembilan orang Anggota Grup 2 Kopassus berangkat ke Jogja hanya untuk mencari kelompok Marcel, pembacok rekan Ucok, Sertu Sriyono.
Namun di perjalanan mendapat kabar keberadaan kelompok Decki pengeroyok Serka Heru Santoso, sehingga rombongan bergerak ke Cebongan.
Bahkan penembakan itu pun diklaim dilakukan karena refleks. “Saya refleks saat ada yang mencoba menyerang saya,” kata Ucok. Hakim Anggota 2 Mayor Laut Koeniawaty Syarif sempat melontarkan pertanyaan kritis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Ini Format Lengkapnya
- Kasus Covid-19 Melonjak di Beberapa Negara, Kementerian Kesehatan: Akibat Varian Baru
- Google Doodle Menampilkan Kapal Pinisi Indonesia, Ini Asal Sejarahnya
- Jumlah Perokok Anak di Indonesia Makin Banyak, IDAI Sebut Akibat Tuyul Nikotin
- Empat Anak Tewas di Jagakarsa, Polisi Temukan Pesan Bertuliskan "Puas Bunda, tx for All" di TKP
Advertisement

Punya Banyak Situs Kerajaan Mataram, Begini 3 Rumusan Branding untuk Bantul
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Soal Temuan BPK tentang Vaksin Covid-19 yang Sisa Banyak, Ini Penjelasan Bio Farma
- Kabar Gembira! Daop Surabaya Beri Diskon Tiket 20%
- Seorang Pembalap asal Jakarta Meninggal saat Latihan di Sirkuit Boyolali
- Kayan Calon PLTA Terbesar di Asia Tenggara Akan Pasok Listrik IKN, Bahkan se Kalimantan
- ASDP Kerja Sama OTA, Beli Tiket Ferry Kini Semakin Mudah dari Ponsel Pintar
- Hari HAM jadi Pengingat Pentingnya Rasa Saling Menghormati di Atas Keberagaman
- Indonesia dan Korea Bersepakat Tinggalkan Dolar Mulai 2024
Advertisement
Advertisement