Advertisement
Organisasi Papua Merdeka Akhirnya Mengaku sebagai Pelaku Penembakan Pekerja di Nduga
nggota TNI dibantu warga mempersiapkan peti jenazah untuk korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Wamena, Papua, Selasa (4/12/2018). - Ist/Antara
Advertisement
Harianjogja.com, WAMENA- Organisasi Papua Merdeka (OPM) akhirnya mengaku sebagai pihak yang menewaskan puluhan pekerja Trans Papua.
Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan sejumlah pekerja jembatan di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga pada 1-2 Desember 2018 lalu. Adalah Panglima Daerah Militer Makodap III Ndugama OPM pimpinan Egianus Kogoya yang menjadi aktor penyerangan.
Advertisement
Juru Bicara Kelompok OPM, Sebby Sambom dalam siaran pers kepada wartawan di Papua, Rabu (5/12/2018) mengatakan, serangan terhadap pekerja Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi dan Pos TNI di Distrik Mbua dilakukan oleh kelompoknya.
Menurut Sebby, operasi penyerangan itu diotaki oleh Panglima Daerah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Makodap III Ndugama, Tuan Egianus Kogoya.
BACA JUGA
"Kami yang lakukan dan kami siap bertanggungjawab. Penyerangan ini dipimpin oleh Panglima Daerah Makodap III Ndugama, Tuan Egianus Kogoya dan Komandan Operasi, Pemne Kogoya," ujarnya.
Sebby menjelaskan, lebih dari tiga bulan pihaknya melakukan pemantauan terhadap para pekerja jembatan itu. "Kami sudah secara lengkap mempelajari pekerja di Kali Aworak, Kali Yigi dan pos TNI di Distrik Mbua. Semua adalah satu kesatuan [target operasi]," paparnya.
Menurutnya, Pos Mbua adalah pusat kontrol yang diyakini pihaknya murni beranggotakan unsur dari TNI. "Karena kami tahu bahwa yang berkerja selama ini untuk Jalan Trans dan jembatan-jembatan yang ada sepanjang Jalan Habema-Juguru Kenyam-Batas Batu adalah murni anggota TNI," ungkap Sebby.
Target penyerangan pihak OPM menurutnya tidak salah. Mereka kata Sebby, tahu betul mana warga sipil maupun pekerja yang berasal dari unsur TNI (Yon Zipur) kendati mereka berpakaian sipil atau preman.
"Kami juga siap bertanggung jawab terhadap penyerangan pos TNI Distrik Mbua. Yang melakukan perlawanan dan penyerangan adalah TPNPB Makodap III Ndugama bukan warga sipil. Kami pimpinan sampai anggota TPNPB Komando Nasional punya kode etik perang revolusi. Kami tidak akan berperang melawan warga sipil yang tidak seimbang dan sepadan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Pemda DIY Bantu Biaya Hidup 6 Bulan Mahasiswa Terdampak Bencana
- KPRP Serap Masukan Reformasi Kepolisian lewat Public Hearing di UGM
- I.League Tegaskan Wasit Persib Vs Persija Kewenangan PSSI
- Megawati Hangestri Akui Tekanan Pertahankan Gelar Proliga 2026
- Kerugian Bencana Iklim Dunia 2025 Rp1.800 Miliar
- KPK Tuntaskan OTT Hulu Sungai Utara, Jaksa Kabur Ditahan
- Cegah Penyakit, Dokter Sarankan Persiapan Liburan Musim Hujan
Advertisement
Advertisement




