Advertisement
Kubu Jokowi Minta Prabowo kalau Mengkritik Ekonomi Pakai Data
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. - Okezone
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kubu Jokowi mengkritik capres nomor urut 02 Prabowo Subianto soal data ekonomi.
Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah meminta calon presiden Prabowo Subianto untuk melontarkan kritik berdasarkan data. Seperti menyebutkan jika perekonomian bangsa Indonesia saat ini sedang buruk, padahal menurutnya tidak sama sekali.
Advertisement
“Prabowo sering mengatakan perekonomian Indonesia sekarang ini buruk, di mana pernyataan tersebut tidak disertai data-data yang akurat dan shahih,” ujar Inas kepada wartawan, Jumat (30/11/2018).
“Karena siapa pun Presiden di Indonesia maka ketika menyusun nota keuangan dan RAPBN akan menggunakan data yang bersumber dari BPS sebagai acuan perhitungannya,” tegas Inas.
BACA JUGA
Inas pun menepis argumen Prabowo yang selalu menyebutkan jika ekonomi di kepemimpinan Jokowi lemah. Padahal indikator yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia di era Jokowi bergairah dan lebih baik daripada pemerintahan periode sebelumnya.
Seperti rasio wirausaha, tahun 2014 hanya 1,55%, naik di tahun 2018 menjadi 7.00%, sedangkan standar internasional mematok 2%. Lalu kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2014 hanya 1,71% tapi pada tahun 2018 naik menjadi 4,48%
“Index pembangunan manusia [IPM] pada tahun 2014 hanya 68.90% kemudian naik pada tahun 2017 menjadi 70.81%,” beber Inas.
Tidak sampai di situ, Inas menyebutkan jika pengangguran dari persentase total tenaga kerja pada tahun 2014 sebesar 5.94%, kemudian turun pada bulan febuari 2018 menjadi 5.13%. Hingga Angka kemiskinan pada tahun 2014 sebesar 10.96%, untuk pertama kalinya sejak republik ini berdiri turun ke single dijit pada 2018 menjadi 9.82%
Hingga PDB Indonesia menduduki ranking 16 dunia dan terbesar di asia tenggara dimana pada tahun 2014 sebesar USD. 891 milyar, dan pada tahun 2017 naik signifikan menjadi USD. 1.016 triliun dan pertumbuhan ekonomi terus turun sejak 2010 s/d 2014 di angka 5.02%, kemudian mulai membaik, dan di tahun 2017 sudah naik kembali menjadi 5.07%
Oleh sebab itu, bergairahnya perekonomian tidak saja terjadi di kota-kota besar, tetapi juga merambah sampai ke desa-desa yang disebabkan adanya pertumbuhan BUMDES yang telah mencapai 40 ribu.
"Sehingga mampu menekan urbanisasi ke DKI Jaya yang turun drastis pada tahun 2018. Jadi keberhasilan Jokowi bukan saja di sektor infrastruktur tapi juga disektor perekonomian rakyat semesta," tukas Inas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
- PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan, Palestina Angkat Bicara
- Langgar VoA, Imigrasi Bali Deportasi Bintang Porno Asal Inggris
- Banjir Besar Menerjang AS dan Kanada, Puluhan Ribu Mengungsi
Advertisement
Solidaritas Bencana Sumatra, DPRD DIY Dorong Perayaan Nataru Sederhana
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Lengkap DAMRI Jogja-Semarang Hari Ini
- Dua Bibit Siklon Muncul di Samudra Hindia, BNPB: Waspada Cuaca Ekstrem
- HIPMI Syariah dan BWI DIY Jajaki Kolaborasi Wakaf Produktif
- Rayakan HUT ke-1, TWB Dorong EBT dan Ekonomi Warga Borobudur
- PHRI Gerah, Akomodasi Ilegal Serap Hingga 30 Persen Pasar Hotel di DIY
- Harga Pangan Nasional: Cabai dan Telur Masih Tinggi
- SEA Games 2025: Indonesia Berpeluang Tambah Emas di Cabor-Cabor Ini
Advertisement
Advertisement




