Advertisement
Pemimpin Dua Korea Segera Bertemu, Kubu Mana yang Paling Diuntungkan?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Ekspektasi untuk mengakhiri pertikaian selama beberapa dekade antara dua Korea meningkat, menjelang pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Korea Selatan Moon Jae In dan pemimpin Korut Kim Jong Un pada Jumat (27/4/2018).
Perdamaian di semenanjung Korea dinilai dapat memberi manfaat ekonomi yang jauh lebih besar bagi Korea Utara dibandingkan dengan Korea Selatan yang pada dasarnya sudah terbilang maju.
Advertisement
Kesepakatan antara kedua negara dapat membuka pintu bagi rencana Moon Jae In untuk mengembangkan 'three economic belts' yang menghubungkan dua Korea, serta untuk peluang bisnis dan investasi bagi perusahaan-perusahaan Korea Selatan.
Meski demikian, Korea Utara dinilai dapat memiliki keuntungan terbesar dari kesepakatan ini, sementara manfaat ekonomi untuk Korea Selatan akan terbatas.
BACA JUGA
“Perdamaian bersama akan memberi manfaat besar dan segera bagi Korea Utara, alih-alih Korea Selatan, dan itulah mengapa Kim Jong Un mendorong upaya ini,” kata Thomas Byrne, presiden Korea Society di New York dan mantan wakil presiden senior di Moody's Investors Service, dikutip Bloomberg.
Meskipun terlihat tanda-tanda perbaikan, masih tetap ada rintangan besar terhadap perjanjian perdamaian formal ini. Pekan lalu, Moon Jae In mengatakan implementasi kesepakatan dengan Kim Jong Un akan menjadi tantangan mengingat juga akan melibatkan isu denuklirisasi.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang direncanakan akan bertemu Kim Jong Un beberapa pekan setelah pertemuan dua Korea, juga akan membawa isu tentang masa depan semenanjung tersebut.
Namun begitu, analis Meritz Securities di Seoul mengatakan sudah waktunya untuk berpikir positif atas unifikasi dan fokus pada peluang di Korea Utara.
Jika rezim komunis itu akhirnya bersikap terbuka, maka dapat menghasilkan lonjakan investasi di bidang transportasi, infrastruktur, dan fasilitas listrik. Tak hanya itu, perdamaian juga dapat menyediakan pasokan sumber daya mineral yang stabil dari utara.
Saham beberapa perusahaan Korea Selatan telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir, didorong harapan peluang dari kesepakatan damai tersebut.
Meskipun prospek reunifikasi dalam jangka pendek-menengah bisa tampak redup, sudut pandang ekonomi atasnya sangat menarik, tulis Justin Jimenez dan Tom Orlik dari Bloomberg Economics.
“Menggabungkan penduduk Korea Utara yang berjumlah sekitar 25 juta dengan Korea Selatan yang mencapai 50 juta orang akan menciptakan negara hampir seukuran Jerman,” jelas mereka. “Mengingat populasi yang lebih muda di utara, ini bisa membantu mengatasi tantangan demografis di selatan.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Daftar Lengkap 10 Duta Besar dan 1 Wadubes yang Dilantik Presiden Prabowo Sore Ini
- Tim DVI Polda Jatim Kirim 14 Sampel DNA Terakhir Korban ke Mabes Polri
- Presiden Prabowo Dijadwalkan Lantik Sejumlah Duta Besar Luar Biasa
- Serangan Paramotor di Festival Buddha Myanmar, 24 Warga Sipil Tewas
- 2 Tahun Perang, Israel Tingkatkan Serangan Udara di Gaza
Advertisement

Jadwal dan Titik Keberangkatan Bus DAMRI Bandara YIA dari Jogja hingga Kebumen
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja, 8 Oktober 2025
- Jadwal KA Prameks Jogja Kutoarjo Hari Ini 8 Oktober 2025
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Selama Oktober 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo dari Stasiun Tugu hingga Palur, Rabu 8 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Layanan SIM Keliling di Kulonprogo Selama Oktober 2025
- Jadwal Pemadaman Listrik di Sleman dan Kulonprogo Hari Ini 8 Oktober 2025
- Jadwal Layanan SIM Keliling di Jogja Bulan Oktober 2025
Advertisement
Advertisement