Advertisement

Gatot Nurmantyo Membayangi Pencapresan Prabowo

John Andhi Oktaveri
Selasa, 17 April 2018 - 12:25 WIB
Budi Cahyana
Gatot Nurmantyo Membayangi Pencapresan Prabowo Gatot Nurmantyo - Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pamor Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) terus meredup. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo pun kian santer dipertimbangkan sebagai penantang Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Saat ini, ada dua partai politik yang sudah menyatakan dukungan kepada Prabowo untuk maju ke gelanggang Pilpres 2019, yakni Gerindra dan PKS. Namun, PKS tetap membuka peluang untuk mengusung capres selain Prabowo. Sejumlah petinggi partai tersebut bahkan belum yakin Prabowo akan maju sebagai capres.
“Sebelum didaftarkan ke KPU, semuanya masih mungkin berubah dan secara definitif Prabowo juga belum menyatakan dirinya maju sebagai calon presiden,” ujar Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid di kompleks Parlemen, Senin (16/4/2018).

Advertisement

Menurut dia, keraguan terhadap langkah Prabowo tak cuma dirasakan PKS, tetapi juga partai-partai lain. Di saat PKS masih bimbang, partai tersebut juga menjalin komunikasi dengan Gatot Nurmantyo. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan partainya terus membicarakan pencapresan dengan berbagai pihak, termasuk Gatot. “Sama siapa pun, justru kalau kita tidak bertemu dengan pihak-pihak terkait itu menjadi aneh karena komunikasi politik keniscayaan bagi parpol,” kata Mardani.

Elite PKS Nasir Djamil bahkan menyebut kemungkinan Prabowo akan menyerahkan tiket capres kepada Gatot Nurmantyo. “Yang paling berkesempatan untuk mendapatkan itu adalah Gatot Nurmantyo,” ujar Nasir.

Elektabilitas
Elektabilitas Gatot terus menanjak, meski masih jauh di bawah Jokowi dan Prabowo. Sementara, elektabilitas Prabowo terus merosot. Kecenderungan tersebut merupakan hasil survei teranyar yang dirilis Media Survei Nasional (Median) di Jakarta, Senin. Jokowi berada di urutan teratas dengan elektabilitas 36,2% disusul Prabowo 20,4%, dan Gatot 7%. Hasil itu berdasarkan pertanyaan semiterbuka dengan 10 nama capres.

“Elektabilitas capres incumbent [Jokowi] ini naik sedikit dibanding pada Februari 2018 yaitu 35%. Di urutan kedua masih ada Prabowo Subianto 20,4%, yang elektabilitasnya menurun dibandingkan pada Februari 2018 yaitu 21,2%,” ujar Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun. 

Adapun Gatot mengalami kenaikan 4,2% sejak Oktober 2017 lalu hingga April.

Survei ini dilakukan pada 24 Maret-6 April dengan menggunakan 1.200 responden yang merupakan warga yang memiliki hak pilih dengan margin of error sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil survei ini sejalan dengan survei dari beberapa lembaga survei lain seperti Poltracking Indonesia, Indo Barometer, hingga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Dari pola pergerakan elektabilitas capres, Jokowi cenderung menanjak, sedangkan Prabowo stagnan atau turun tipis. Penurunan elektabilitas Prabowo itu menjadi sorotan karena dia baru dideklarasikan Partai Gerindra sebagai capres dana rakornas di Hambalang, Rabu (11/4/2018).

Direktur Riset Median Sudarto menyatakan dari simulasi survei, duet Jokowi dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi yang paling kuat yaitu 41,3%. Adapun elektabilitas Prabowo paling tinggi bila berduet dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Kalau kami skenariokan dua pasangan [Jokowi melawan Prabowo], pasangan Joko Widodo paling tinggi mendapatkan dukungan masyarakat jika dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar, 41,9 persen,” sebut dia.

Sudarto juga menyebut wacana duet Jokowi-Prabowo mendapat penolakan dari pendukung Ketua Umum Gerindra itu.
“Artinya, Prabowo bukan pasangan yang cocok dengan Jokowi. Itu karena ada lebih banyak konstituen di Prabowo enggak setuju dan enggak suka kalau Prabowo dipasangkan dengan Jokowi,” lanjut dia.

Duet Jokowi-Prabowo
Duet Jokowi dan Prabowo terus diembuskan oleh sejumlah pendukung Jokowi. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Asrul Sani menilai duet Jokowi-Prabowo tetap terbuka meski Gerindra sudah deklarasi Prabowo menjadi capres. Dia meyakini keputusan partai soal pengusungan capres-cawapres masih akan berlangsung dinamis hingga pendaftaran Pilpres 2019 pada 4-10 Agustus mendatang.

Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade memastikan tawaran cawapres bagi Prabowo dari Jokowi sudah ditolak sejak 2017 lalu. Setelah tawaran cawapres ditolak Prabowo, Andre menyebut 34 DPD Gerindra menggelar deklarasi mendukung pencalonan Prabowo sebagai capres. Rakornas Gerindra, yang dilaksanakan pada 11 April lalu, merupakan bentuk ketegasan Prabowo untuk menjadi capres.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon memastikan tiket capres tidak akan diberikan kepada tokoh lain, termasuk Gatot.
Bagi Fadli, sikap Prabowo jelas pada Pilpres 2019. Soal isu Prabowo tak siap maju, Fadli menuding itu merupakan mainan kubu Jokowi.
Sementara itu, Partai Demokrat masih menjajaki opsi poros ketiga di Pilpres 2019. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan. Partai Demokrat akan menggandeng partai-partai yang punya tradisi bekerja sama. Namun, opsi poros ketiga mengecil karena tersisa Demokrat, PKS, dan PAN yang belum bersikap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 04:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement