Advertisement
BSN Berikan Rekomendasi untuk Cegah Kecelakaan Konstruksi di Sekolah
Arsip. Petugas kepolisian saat memasang garis polisi di sekitar atap bangunan sekolah di SD Muhammadiyah Bogor, Playen yang ambrol, Selasa (8/11/2022). - dok/Harian Jogja - David Kurniawan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk material bahan bangunan sekolah tak dapat ditawar. Standar ini diperlukan untuk mencegah kecelakaan konstruksi atau robohnya bangunan seperti yang terjadi di SMPN 2 Greged, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
"Potensi kecelakaan tersebut dapat dicegah dengan memprioritaskan penggunaan produk yang aman dan berkualitas. Selain produk yang digunakan ber-SNI, kami juga mendorong produsen memproduksi material bahan bangunan yang ramah lingkungan sehingga jika digunakan seperti di bangunan sekolah, dapat mendukung dari aspek kesehatan," kata Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad di Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Advertisement
Kukuh mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), masih banyak kondisi ruang kelas sekolah di Indonesia yang mengalami kerusakan. Berdasarkan data BPS tersebut, ruang kelas yang mengalami peningkatan kerusakan tertinggi berada di jenjang SD.
"Menurut data tersebut, ada 60,60 persen ruang kelas SD dalam kondisi rusak ringan atau sedang pada tahun ajaran 2021/2022. Angka tersebut lebih tinggi 3,47 persen poin dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 57,13 persen," ujar dia.
Baca Juga
Sekolah Ambruk yang Tewaskan Siswa di Gunungkidul Ternyata Baru Berumur Setahun
Pascaplafon Ambruk, Siswa SDN Terban Bantul Belajar Tanpa Plafon
2 Pemborong Pembangunan Gedung Sekolah Roboh di Gunungkidul Jadi Tersangka
Menurutnya, bangunan sekolah sangat penting untuk tempat menimba ilmu bagi generasi penerus bangsa, sehingga perlu diberikan jaminan keamanan dalam konteks penggunaan material bahan bangunan maupun tata cara konstruksinya yang harus sesuai standar.
Adapun BSN sendiri telah menetapkan 15.192 SNI. Dari jumlah tersebut, sebanyak 440 SNI mengenai bahan material bangunan, dan 42 SNI telah diberlakukan secara wajib.
"Membangun sebuah bangunan seperti rumah, sekolah, atau gedung perlu memperhatikan aspek standardisasi, karena jika tidak, akan berdampak pada keamanan maupun keselamatan, seperti risiko ambruk dan rusaknya suatu bangunan yang dapat mencelakai orang di sekitar bangunan tersebut," tuturnya.
Kukuh melanjutkan ada beberapa jenis bahan material bangunan paling penting yang harus diketahui ketika membangun konstruksi. Beberapa bahan bahkan juga telah ditetapkan SNI-nya, bahkan diantaranya diberlakukan wajib.
Sebanyak 440 SNI terkait bahan material bangunan yang telah ditetapkan BSN antara lain semen, batu bata, baja, pipa, keramik, kaca, cat, genteng, paku, dan bahan-bahan material lainnya.
Meski dari 440 SNI tersebut tidak semua diwajibkan, tetapi menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan dalam membangun atau merenovasi rumah, gedung, ataupun sekolah.
Dengan ditetapkannya SNI bahan material bangunan, Kukuh berharap semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya standar dan penggunaan produk yang ber-SNI sehingga dapat menciptakan rasa aman, nyaman, dan terbebas dari insiden yang bisa mencelakai dan membahayakan keselamatan.
"Kita semua tentu berharap tidak ada peristiwa bangunan ambruk atau roboh lagi. Masalah keselamatan manusia tentu menjadi prioritas kita bersama," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Siap-siap! Insentif dari BI untuk Perbankan Akan Meluncur Desember
- Bahlil Naikkan Tunjangan ASN Kementerian ESDM 100 Persen
- Seorang Anggota Polisi di Bali Jadi Tersangka Pidana Perdagangan Orang
- Pembangunan Layanan Kesehatan di Gaza Butuh Rp116,3 Triliun
- Pembelian Pesawat Angkut A400M Akan Tiba 3 November
- FIFA Match Day Persiapan SEA Games, Indra Sjafri Minta Lawan Kuat
- Kurangi Hujan, Modifikasi Cuaca Dilakukan di Semarang dan Grobogan
Advertisement
Advertisement




