Advertisement
Penyakit Gagal Hati Bisa Mematikan, Kenali Gejalanya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Beberapa waktu yang lalu, Ketua Badan Keamanan Laut (Bakamla), Laksadya TNI Aan Kurnia mengkonfirmasi adanya peserta yang meninggal saat sedang mengikuti Coast Guard Basic Training (CGBT) yang diadakan oleh Bakamla.
Kendati sedang mengikuti pendidikan, peserta CGBT tersebut meninggal karena menderita gagal hati akut. Kondisi ini tentu mengejutkan karena ada kasus seseorang meninggal mendadak karena penyakit gagal hati akut.
Advertisement
Dilansir dari Healthline, gagal hati akut adalah kondisi saat tubuh kehilangan fungsi hati akibat berbagai kondisi, seperti keracunan jamur ataupun overdosis obat asetaminofen atau paracetamol.
Fungsi hati dimana diantaranya tempat memproses semua asupan yang masuk baik makanan maupun minuman serta menghasilkan energi serta nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Fungsi hati yang lain seperti menyaring zat berbahaya pada darah juga melawan infeksi.
Gagal hati akut bisa juga disebabkan oleh genetik atau penyakit turunan dari salah satu orang tua. Maka orang dengan keluarga yang punyai riwayat gagal hati akan memiliki risiko lebih besar terkena penyakit yang sama, daripada yang tidak punyai keluarga dengan riwayat gagal hati ini.
Gagal hati jenis ini merupakan gagal hati yang berkembang lebih cepat dari jenis lainnya, yaitu gagal hati kronis.
Lalu apa saja gejala gagal hati?
Beberapa kasus pasien gagal hati tidak memiliki gejala apapun hingga berangsur pada kondisi serius. Namun beberapa orang dengan gagal hati umumnya alami gejala berikut:
- Mual
- Kehilangan nafsu makan
- Alami kelelahan
- Diare
- Penyakit kuning, saat mata dan kulit berwarna kuning
- Penurunan berat badan
- Mudah alami memar dan luka berdarah
- Gatal-gatal
- Edema atau penumpukan cairan pada kaki
- Asites atau penumpukan cairan pada perut
Pengobatan gagal hati
Pengobatan untuk pasien dengan gagal hati cukup beragam, ini bergantung pada tingkat keparahan penyakit yang diderita pasien. Umumnya jika hanya sebagian hati pasien yang rusak, dokter akan melakukan pembedahan untuk mengangkat bagian hati yang rusak.
Hati yang rusak bisa nantinya akan tumbuh kembali kemudian. Namun, pada penderita gagal hati akut yang kerusakannya terlalu parah, akan dipertimbangkan untuk dilakukan tranplantasi hati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
- Suku Bunga Tinggi, Menteri PUPR Pastikan Cicilan Rumah Subsidi Belum Naik
- Perkuat Bisnis Media, AMSI Gelar Advanced Mentoring for Media Sustainability
- Rayakan Hari Jadi ke-278, Sragen Berpesta Selama 1 Bulan Penuh, Ini Acaranya
- Pansus Pasca-IKN Bidik Senayan hingga Kemayoran Jadi Aset Pemprov Jakarta
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Perkuat Empat Pilar Kalurahan Untuk Kembangkan Pariwisata Berbasis Masyarakat
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Advertisement
Advertisement