Advertisement
Pemerintah Didorong untuk Bikin Aturan Donor ASI

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Pemerintah diminta segera menyelesaikan aturan terkait pemberian donor air susu ibu (ASI) pada bayi sehingga ada aspek legal bagi donor ASI.
“Saya, kami dan teman-teman penggiat ASI dari berbagai organisasi profesi, maupun teman-teman di komunitas sebenarnya menunggu peraturan tentang ASI donor ini. Kita sudah beramai-ramai memberikan masukan pasal-pasal di dalam nya,” kata anggota Satuan Tugas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Wiyarni Pambudi dalam konferensi pers “Peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2021” secara daring di Jakarta, Kamis (5/8/2021).
Advertisement
Wiyarni mengatakan apabila peraturan tersebut dapat disahkan, pihaknya akan sangat menyambut dengan lega karena memiliki aspek legal yang dapat menjadi pegangan dalam pemberian donor ASI tersebut.
“Itu akan berkelanjutan ke penyelamatan donor ASI ini. Bagaimana kita bisa menyediakan ASI donor yang bermutu yang aman dan diberikannya sesuai dengan indikasi medis,” kata dia berharap peraturan tersebut segera disahkan.
Baca juga: 17 Orang Tewas Disambar Petir Saat Menuju Pesta Pernikahan
Sebelumnya Dokter Konselor Laktasi dr. Ameetha Drupadi dalam acara “Pemberian ASI Langkah Strategis untuk Melindungi dan Menyehatkan Ibu dan Anak” juga mengatakan bahwa di Indonesia masih belum ada peraturan atau lembaga yang menangani masalah donor ASI, seperti bank ASI.
Ia mengatakan, sebenarnya donor ASI dapat menjadi pilihan pertama yang paling bagus untuk bayi, apabila seorang ibu memiliki masalah dalam menyusui atau ibu telah meninggal dunia.
Walaupun dapat menjadi pilihan terbaik, Ameetha menjelaskan ibu sebaiknya melihat apa yang menjadi masalah sehingga ingin memberikan ASI donor kepada bayinya.
“Ketika ibu membutuhkan donor ASI, apa masalah dari ibu tersebut? Ibu yang membutuhkan, ketika misalnya ibunya meninggal sehingga tidak bisa menyusui memang pilihan pertama yang paling bagus adalah ASI donor,” kata dia.
Namun bagi ibu yang memiliki masalah menghasilkan ASI yang sedikit, disarankan untuk lebih melakukan konsultasi kepada konselor laktasi dibanding memberikan ASI donor kepada bayi.
Ia menjelaskan, pada proses pemberian ASI donor ini juga diperlukan skrining berlapis terlebih dahulu sebelum diberikan kepada bayi untuk menghindari terjadinya penularan penyakit atau virus.
“Jadi memang ketika seorang ibu ingin mendonorkan ASI nya, harus diskrining dengan baik seperti secara laboratorium, dilihat juga apakah ada riwayat-riwayat penyakit sebelumnya. Misalnya penyakit menular seperti HIV AIDS,” kata dia menjelaskan pentingnya seorang ibu yang ingin mendonorkan ASI untuk melakukan skrining.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Menag Klaim Arab Saudi Bersedia Tambah Alokasi Kuota Petugas Haji Indonesia
- 7 Orang Rombongan Pengantar Umrah Meninggal karena Kecelakaan di Gresik, Begini Kronologinya
- Polisi Sebut Dokter PPDS Unpad yang Perkosa Keluarga Pasien Punya Kelainan Seksual
- Donald Trump Segera Terapkan Pajak Impor Produk Asal China Menjadi 125 Persen
- 11 Orang Meninggal Dunia Akibat Serangan KKB di Yahukimo
Advertisement

Ratusan Ton Tumpukan Sampah Lebaran Masih Belum Terolah di Bantul
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini 10 April 2025: Beras, Cabai, hingga Bawang Merah Kompak Turun
- Polisi Sebut Dokter PPDS Unpad yang Perkosa Keluarga Pasien Punya Kelainan Seksual
- Kasus Pertamax Oplosan: Kejagung Periksa Petinggi Pertamina Patra Niaga hingga Pejabat Kementerian ESDM
- Daftar Terbaru Hargga BBM di Semua SPBU Per Kamis 10 April 2025
- 7 Orang Rombongan Pengantar Umrah Meninggal karena Kecelakaan di Gresik, Begini Kronologinya
- KPK Bakal Panggil Ridwan Kamil soal Kasus Korupsi Dana Iklan Bank BJB
- Prihatin Atas Kasus Pemerkosaan Libatkan Dokter, Kemenkes Hentikan Sementara PPDS Anestesi di RSHS Bandung
Advertisement