Advertisement

Airlangga: Indonesia Berpotensi Jadi Produsen Biodiesel Terbesar di Dunia

Muhammad Ridwan
Senin, 26 April 2021 - 23:27 WIB
Sunartono
Airlangga: Indonesia Berpotensi Jadi Produsen Biodiesel Terbesar di Dunia Petugas mengisi bahan bakar B30 saat peluncuran Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel, di Jakarta, Kamis (13/6/2019). - Bisnis/Abdullah Azzam

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Potensi kelapa sawit yang melimpah di Indonesia menjadikan Tanah Air menjadi produsen bahan bakar berbasis kelapa sawit terbesar di dunia.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa energi terbarukan bukan lagi menjadi isu lingkungan semata, melainkan juga ekonomi. Pasalnya, pasar global saat ini mulai fokus pada produk hasil industri yang memiliki jejak karbon alias carbon footprint yang rendah.

Advertisement

"Indonesia menjadi negara produksi terbesar di dunia dengan kapasitas 137.000 [barrel oil per day], sedangkan Amerika setara 112.000 bopd, Brazil 99.000 bopd, Jerman 62,500 bopd," katanya dalam Acara New Energy Conference CNBC Indonesia, Senin (26/4/2021).

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk mengembangkan biodiesel di dalam negeri. Perusahaan energi pelat merah itu bahkan telah memproduksi 1.000 barel green diesel di kilang Dumai.

Dia menuturkan bahwa untuk program biodiesel 40 persen, nantinya campuran 10 persen akan menggunakan green diesel atau D100 dengan produksi sebesar 100.000 barel per hari. Namun, Pertamina memerlukan adanya kepastian stok crude palm oil (CPO).

Nicke mengatakan, masalah utama pengembangan biodiesel selama ini adalah tidak adanya kepastian pasokan secara volume dan kepastian harga. Hal itu menjadi masalah bagi keberlangsung pengembangan biodiesel dan juga keekonomian pengembangan itu.

Untuk itu, Pertamina mendorong adanya jaminan pasokan dari sektor hulu di industri CPO dan meminta regulasi yang mengatur harga CPO secara tetap.

"Kita kan ingin subsidi pemerintah lambat laun turunkan, ada jaminan pasokan dan volume dan affordability Pertamina," ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Bolos Kerja Lebih dari 28 Hari, Seorang ASN di Sleman Dipecat

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 10:27 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement