Advertisement

Promo November

Menkes Akhirnya Angkat Bicara soal Kontroversi Vaksin Nusantara

Rayful Mudassir
Minggu, 18 April 2021 - 23:57 WIB
Bhekti Suryani
Menkes Akhirnya Angkat Bicara soal Kontroversi Vaksin Nusantara Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin / Youtube Sekretariat Presiden

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akhirnya buka suara soal polemik vaksin Nusantara. Dia menilai pembuatan vaksin harus sesuai dengan kaidah ilmiah dan protokol yang berlaku.

Menkes mengaku sangat terbuka dengan seluruh penelitian apalagi vaksin yang diproduksi di dalam negeri karena pemerintah tidak ingin terus menerus melakukan importasi.

Advertisement

Kendati demikian, pemerintah mengingatkan agar produksi vaksin harus sesuai kaidah ilmiah, sesuai protokol baku dan ketentuan. Dia meminta agar aturan ini tidak dilanggar.

“Harus benar-benar dibikin sesuai kaidah ilmiah, protokol baku dan ketentuan, jangan di-shortcut,” kata Menkes dalam webinar Kemenkes, Minggu (18/4/2021) malam.

Budi Gunadi mengaku tidak begitu menguasai perihal vaksin karena bersifat sangat ilmiah. Alhasil dia meminta agar perbincangan atau perdebatan tentang vaksin dilakukan antarsesama peneliti.

Dia meminta masyarakat tidak berdebat berlebihan tentang vaksin Nusantara. Dia menilai perdebatan di media sosial tidak diperlukan terkait vaksin ini.

“Jadi tolong dibicarakan di tataran ilmiah, itu sangat oke di debat ilmiah malah kadang tajam sekali tapi dilakukan oleh ilmiah. Jangan dilakukan di tataran media, politik, masak yang debat Pemred, politisi, kan gak cocok. Ini kan suatu yang sangat ilmiah, biarkan ilmuwan berdebat di tataran ilmiah,” ujarnya.

Budi mengaku tidak ingin menghabiskan banyak energi membicarakan soal vaksin nusantara. Menurutnya, lebih baik energi yang ada dilakukan untuk melobi kedatangan vaksin Covid-19 ke Indonesia.

Seperti diketahui, vaksin Nusantara pertama kali dikenalkan pada November lalu oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Riset pengembangan vaksin berbasis sel dendritik ini dilakukan melalui kerja sama Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan dengan PT Rama Emerald Multi Sukses.

Rama Emerald merupakan pemegang lisensi dari Aivita Biomedical Inc, perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat, pengembang terapi sel dendritik SARS-CoV-2.

Meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum memberikan izin uji klinis tahap kedua, tim peneliti telah memulai penyuntikan vaksin Nusantara kepada relawan sejak pekan lalu.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa Vaksin Nusantara adalah jenis vaksin yang dikembangkan di Amerika dan diujicobakan di Indonesia.

“Pada prinsipnya, semua vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat harus dapat izin BPOM terutama dalam aspek keamanan, efikasi, dan kelayakan. Selama memenuhi kriteria pemerintah akan memberikan dukungan,” kata Wiku dalam konferensi pers, Kamis (15/4/2021).

BACA JUGA: Sekolah di Jogja Jangan Paksakan Ortu & Siswa yang Tak Siap PTM

Wiku juga mengatakan, diharapkan tim Vaksin Nusantara bisa berkoordinasi dengan BPOM agar isu yang ada dapat segera terselesaikan.

Dia juga menegaskan bahwa Pemerintah sangat mendukung langkah inovasi di bidang kesehatan. Karena inovasi di bidang kesehatan merupakan langkah penting mewujudkan kemandirian bangsa, sehingga ketergantungan terhadap produk luar negeri dapat dikurangi.

"Namun demikian, inovasi di bidang kesehatan harus tetap mengikuti kaidah, tahapan ilmiah, sehingga inovasi yang dihasilkan memiliki manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Wiku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Puluhan Petani Tanaman Landscape di Sleman Dukung Harda-Danang di Pilkada 2024

Sleman
| Sabtu, 23 November 2024, 03:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement